IPOL.ID – OPPO Watch atau jam tangan pintar kini dilengkapi dengan sensor mengukur irama detak jantung pengguna.
Alat sensor pengukur detak jantung ini diletakan pada bagian belakang jam. Alat sensor optik akan merekam aktivitas detak jantung pengguna dan memantaunya dengan melalui ponsel menggunakan aplikasi HeyTap Health
Mengutip keterangannya pada Minggu (24/10), OPPO Watch juga bisa digunakan untuk memonitor latihan dan aktivitas olahraga lainnya. Karena berbasis Wear OS, maka jam tangan pintar ini pun bisa mengakses sejumlah layanan dari Google seperti Google Play, Google Pay, Google Assistant, atau Google Fit.
OPPO Watch 46mm dikhususkan untuk pengguna pria dan tersedia dalam pilihan warna hitam saja. Jam tangan memiliki layar AMOLED dual-curve 1,91 inci yang fleksibel, dengan PPI 326.
Sebaliknya, OPPO Watch 41mm yang tersedia dalam pilihan warna hitam dan rose gold lebih cocok untuk wanita. OPPO Watch 41mm memiliki layar AMOLED kaku 1,6 inci, dengan PPI 301.
Kedua model OPPO Watch tersebut bisa dipersonalisasi tampilan mukanya sesuai dengan keinginan pengguna. Selain itu, OPPO Watch bisa digantitali strap-nya sesuai dengan gaya saat bekerja atau berolahraga.
Sementara itu, ukuran detak jantung bisa menjadi patokan penting bagi kesehatan otot jantung seseorang.
Detak jantung normal menandakan jantung bekerja dengan baik. Denyut nadi yang rendah biasanya terjadi saat sedang tidur atau beristirahat dan akan meningkat ketika berolahraga.
Denyut nadi merupakan ukuran untuk mengetahui berapa kali pembuluh darah arteri akan mengembang dan berkontraksi dalam satu menit sebagai respons terhadap detak jantung.
Jumlah denyut nadi umumnya sama dengan detak jantung, sebab kontraksi jantung menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi di arteri. Oleh karena itu, mengukur denyut nadi sama artinya dengan mengukur denyut jantung.
Ukuran detak jantung normal orang dewasa berkisar antara 60 – 100 denyut per menit atau beats per minute (bpm). Namun, ada standar lain yang menyebutkan denyut nadi normal adalah 50 – 70 kali per menit.
Jika denyut nadi melebihi 80 kali per menit saat istirahat, maka dapat berpotensi terkena serangan jantung. Sementara itu, atlet atau orang yang terbiasa berolahraga cenderung memiliki denyut jantung lebih rendah, sekitar 40 kali per menit. []