IPOL.ID – Green Campus merupakan kampus yang mengimplementasikan efisiensi energi yang rendah emisi, melakukan konservasi sumber daya, dan meningkatkan kualitas lingkungan, dengan cara mendidik warganya untuk menjalankan pola hidup sehat, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif secara bekelanjutan.
Selain itu, Green Campus merupakan kampus yang peduli dan berbudaya lingkungan. Sekaligus melakukan pengelolaan lingkungan secara sistematis dan berkesinambungan.
Isu pemanasan global memiliki dampak yang kurang baik terhadap ekosistem yang ada di dunia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk mengatasi hal tersebut. Kebijakan yang diambil pemerintah, yaitu mengurangi dampak pemanasan global yang terjadi, dengan mengajak para sivitas akademika perguruan tinggi untuk berperan aktif dalam mengurangi dampak pemanasan global. Sejak tahun 2013, pemerintah telah menetapkan beberapa kampus sebagai kampus percontohan untuk green campus.
Selain kebijakan untuk mengurangi dampak pemanasan global, pemerintah juga melaksanakan program Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs dicetuskan dalam Sidang Umum PBB pada September 2015 silam. Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya pada tahun 2030.
Bertepatan dengan HUT Universitas Pancasila ke-55 serta turut serta menyukseskan UI GreenMetric, Word University Rankings, dengan menyeleggarakan Webinar Internasional tentang Green Campus dan Sustainable Development Goals (SDGs) yang bertemakan “Technology Innovation & Implementation for Green Campus based on Sustainable Development Goals (SDGs)”, yang diadakan secara daring (online) pada 21 Oktober 2021.
Tujuan diadakan Webinar Internasional adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang green campus dan SDGs. Selain itu, untuk menginformasikan inovasi dan implementasi teknologi di era pandemi Covid-19. Webinar juga memberikan peluang bagi para dosen/peneliti dan mahasiswa untuk melakukan inovasi penelitian yang berkualitas untuk menyukseskan program SDGs.
Dampak yang paling besar adalah dapat menciptakan kesadaran serta kepedulian khususnya bagi sivitas akademika, dan masyarakat pada umumnya, untuk turut serta berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam mengurangi pemanasan global. Khusus Universitas Pancasila, tentu saja akan terbangunnya jaringan kerja sama penelitian dan pengabdian di tingkat nasional dan internasional.
Tema yang diangkat merupakan bagian dari pengembangan inovasi dan penerapan hasil riset dalam revolusi industri 4.0 di era pandemi Covid-19, serta untuk menyukseskan program Green Campus Universitas Pancasila dan SDGs tahun 2030. Industri 4.0 merupakan industri yang memadukan teknologi otomasi dengan teknologi siber. Ini adalah tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur, termasuk sistem cyber-fisik, Internet of Things (IoT), komputasi awan dan komputasi kognitif.
Tujuan utama dari industri 4.0 ini adalah stabilitas distribusi barang dan kebutuhan. Industri 4.0 memungkinkan pendataan kebutuhan masyarakat secara real time dan mengirimkan data tersebut ke produsen. Sehingga, produsen dapat memproduksi dalam jumlah yang tepat sesuai kebutuhan. Secara ekonomis, hal ini dapat menjaga stabilitas harga. Dalam bisnis, hal ini dapat memperluas pasar.
Di masa pandemi seperti sekarang, teknologi berperan penting dalam berkomunikasi, belajar, bekerja, maupun kegiatan lain yang harus dikerjakan di luar rumah. Maka dari itu, teknologi harus terus berkembang bagi kehidupan masyarakat.
Dengan memadukan hasil penelitian, inovasi dan industri 4.0 Universitas Pancasila berupaya meningkatkan kualitas maupun kuantitas penelitian dalam jumlah yang mencukupi yang sesuai dengan Renstra, serta Visi dan Misi intitusi. Maka, perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan implementasi penelitian sehingga program Green Campus dan SDGs 2030 dapat terwujud dengan baik
Rektor Universitas Pancasila, Prof Edi Toet dalam sambutannya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan apresiasi yang setinggi-tingginya ditujukan kepada 4 (empat) pembicara utama dan 12 (dua belas) pembicara yang diundang dan berasal dari 5 negara selain Indonesia, yaitu Jerman, Belanda, Korea, Singapura dan Malaysia.
Dia menyampaikan, pemanasan global bukan hanya sekedar masalah, tapi memiliki dampak yang tidak menguntungkan pada ekosistem dunia. Maka pemerintah mengambil kebijakan dengan mengajak civitas akademika untuk berperan aktif dalam mengurangi dampak pemanasan global. Dengan memadukan hasil riset, inovasi, dan industri 4.0.
“Universitas Pancasila berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas kajian sesuai rencana strategis dan visi dan misi Universitas Pancasila. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pengetahuan dan implementasi penelitian untuk mewujudkan program Green Campus dan SDGs tahun 2030 dengan baik,” kata Edi Toet.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina UP, Siswono Yudo Husodo, menyampaikan UP merupakan salah satu perguruan tinggi yang menerapkan konsep Green Campus. Mengacu pada Universitas Indonesia Green Metric (UI GreenMetric) yang merupakan salah satu pemeringkatan internasional, UP menjadi bagian dari 88 perguruan tinggi di Indonesia dan 912 perguruan tinggi di dunia. UP menduduki peringkat ke 22 Nasional dan 289 Internasional pada pemeringkatan UI GreenMetric tahun 2020.
“UP memiliki program green campus yang sejalan dengan SDG’s Goals. Antara lain kampus kami mengimplementasikan efisiensi energi yang rendah emisi, melakukan konservasi sumber daya, dan meningkatkan kualitas lingkungan, dengan cara mendidik warganya untuk menjalankan pola hidup sehat, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif secara bekelanjutan” klaimnya.
Siswono berharap, pada webinar internasional bisa dimanfaatkan untuk saling berbagi pengalaman, ide, dan pengetahuan, antar kampus dan institusi lainnya.
Pembicara utama dalam webinar ini, yakni Menteri Bappenas, Dr (HC) Ir Suharso Monoarfa yang dalam hal ini diwakili oleh staf ahlinya Vivi Yulaswati; Prof Emil Salim (Menteri Negara KLH periode 1983-1993); Kepala LLDikti Wilayah III, Prof Agus Setyo Budi; dan Chairperson of UI GreenMetric, Prof Riri Fitri Sari.
Prof Emil Salim menambahkan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di antara negara-negara maju dan seiring dengan implementasi SDG’s, kalangan akademisi di Indonesia memiliki peran edukasi, menciptakan inovasi dan meningkatkan produktivitas. Dia berharap, khususnya kepada Universitas Pancasila dapat berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia Maju.