IPOL.ID – Kebanyakan orang percaya vitamin C berperan vital dalam mendukung sistem imunitas tubuh. Meskipun demikian, banyak orang juga mengeluhkan konsumsi vitamin C ternyata bisa memicu berbagai gejala khususnya, bagi yang punya gangguan asam lambung.
Nutrisionis Dr. Rita Ramayulis, DCN, M. Kes., pengurus DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) menjelaskan peran vitamin C sebagai zat gizi esensial yang dibutuhkan tubuh setiap hari dan harus didatangkan dari luar.
“Selain berperan sebagai antioksidan dan meningkatkan penyerapan mineral seperti kalsium dan zat besi, vitamin C memiliki lima peran spesifik terhadap imunitas,” ujar Rita dalam keterangannya kepada IPOL.ID, Sabtu (30/10).
Ketua Indonesia Sport Nutritionists Association (ISNA) ini memaparkan, peran vitamin C terhadap imunitas adalah Pertama, memindahkan neutrofil (sel darah putih yang membantu melawan infeksi) ke jaringan yang terinfeksi sehingga infeksi segera bisa diatasi. Kedua, mempercepat produksi sitokin sebagai bahan pesan utama untuk tubuh terinfeksi atau tidak.
Selanjutnya, mengaktivasi kerja sel darah putih dalam memakan bakteri atau antigen lainnya. Keempat dan kelima, mempercepat pertambahan jumlah sel B dan sel T (imunoglobulin) yang bertugas mengingat struktur virus tertentu.
“Jadi intinya, di masa pandemi atau bukan, vitamin C berperan dalam pertahanan tubuh dan kita tidak boleh berada dalam kondisi defisiensi vitamin C,” papar Rita.
Namun, ternyata konsumsi vitamin C harus tepat, juga tidak sembarang, karena alih-alih memperkuat imunitas, ternyata pada orang tertentu justru bisa memicu permasalahan lain, khususnya jika memiliki lambung yang sensitif.
Berikut beberapa faktor yang penting untuk dicermati dalam memilih vitamin C yang layak dikonsumsi setiap hari.
Pilih yang aman untuk lambung
Suplementasi vitamin C yang beredar di pasaran berbeda-beda ikatannya. Ada yang bentuknya asam askorbat murni dan biasanya cenderung bereaksi meningkatkan produksi asam lambung. Tapi ada sejumlah suplemen lain asam askorbat itu diikat dengan dengan mineral yang bersifat basa.
Jadi, ketika sampai di lambung tidak membuat situasi sangat asam, karena sifat mineral itu membasakan, sehingga terjadi keseimbangan asam basa di dalam lambung.
Jadi, walaupun sifat vitamin C sesungguhnya memang asam, namun vitamin C yang dihasilkan lebih bisa diterima oleh orang-orang dengan gangguan asam lambung.
Hindari yang bersoda dan berpengawet
Menambahkan air soda artinya memang menambahkan pengawet di dalamnya. Zat yang biasa ditambahkan itu seperti sodium bicarbonate, sodium sitrat, atau disodium fosfat. Jika itu yang ditambahkan, memang bisa saja mengawetkan kandungan vitamin C, tetapi jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu oleh orang tertentu dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan.
Biasanya muncul bermacam-macam gejala, mulai dari sembelit, perut tidak nyaman, bahkan diare. Dari perspektif keseimbangan gizi, ini jelas mengganggu, apabila pengikatnya disodium fosfat, maka fosfat berlebih akan mendorong kalsium keluar, dalam waktu tertentu ini berpengaruh pada kepadatan tulang, jadi perlu hati-hati mengonsumsinya.
Semakin sedikit campuran zat pengawet ataupun zat-zat pengikat lain tentu makin baik. Kemudian perhatikan juga dosisnya dan teknologi farmasi yang digunakan. Apakah keasamannya telah diolah agar lebih rendah. Itu semua perlu dipelajari agar kita bisa mengambil keputusan dengan tepat.
Sementara Head of Brand HiC1000, Adelia Pramasita meyakinkan produknya aman untuk dikonsumsi setiap hari. Menggunakan buffered vitamin C dan tidak bersoda sehingga nyaman di lambung, dan tidak menggunakan pengawet.
“Untuk menjawab kebutuhan inilah, produk kami hadir menjawab kebutuhan alternatif suplemen vitamin C drink dengan formula buffered vitamin C, serta tidak mengandung soda, sehingga tidak memicu risiko pada kesehatan pencernaan dan sistem-sistem lainnya di tubuh kita,” tutup Adelia. (rob)