“Yang salah karena kita tidak mematuhi dan dianggap tidak kooperatif terhadap aturan yang ditetapkan oleh Badan Anti-doping Dunia (WADA). Permintaan WADA terhadap sample urine beberapa atlet kita tidak dipatuhi oleh LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia) dengan berbagai alasan,” sambungnya.
Sejatinya, WADA memang tegas untuk menjamin kompetisi olahraga yang sehat dan jujur. Atlet top dunia sekalipun kalau terbukti doping akan diberi sanksi tegas. WADA juga berharap, setiap negara membentuk lembaga anti-doping nasional yang juga bersifat tegas.
Hifni juga mengungkapkan, masalah seperti saat ini persoalannya seringkali ada conflict of interests pada lembaga anti-doping nasional, dimana di satu pihak bertugas menjalankan protokol anti-doping yang profesional, di lain pihak ada semangat untuk mendukung atlet-atlet nasionalnya agar bisa menang dalam kompetisi internasional.
“Di beberapa negara yang disanksi keras oleh WADA, justru lembaga anti-doping nasional secara sengaja berusaha membantu atletnya untuk lolos dari pemeriksaan doping. Bahkan, otoritas olahraga nasionalnya dianggap membiarkan hal itu terjadi secara sistemik,” ungkapnya.