IPOL.ID- Merosotnya harga telur membuat kekecewaan peternak telur di Bali, karena hampir dua bulan ini membuat mereka tak berdaya.
Bahkan pupus harapan lantaran tidak tahu mengadu dan menyampaikan aspirasi kepada siapa lagi.
Kekecewaan mendalam dirasakan para peternak ayam petelur di Pulau Dewata. Harga telur yang kian anjlok hampir dua bulan ini membuat mereka tak berdaya.
Bahkan pupus harapan lantaran tidak tahu mengadu dan menyampaikan aspirasi kepada siapa lagi.
Hal tersebut dikeluhkan Bendahara Pinsar Layer Bali Sang Made Raka Suyadnya di Denpasar, kemarin, harga telur yang kian merosot, turut sertai dengan meroketnya harga pakan seperti jagung, bahkan ketersediaan jagung kian langka, menambah kegalauan peternak.
“Kita tidak bisa berdaya, kita mau audiensi kemana, trus jagung kayak kemarin dapat 30 ribu ton turun di Blitar saja sudah habis, Bali tidak kebagian,” tuturnya.
Meski dalam titik nadir ini, Suyadnya masih memiliki asa kepada pemerintah agar dapat melakukan langkah kongkrit untuk mendongkrak harga telur . Pasalnya jika peternakan ini sampai tutup, akan berimbas terhadap kehidupan orang banyak, lantaran ditengah mati surinya sektor pariwisata , ditambah lagi di sektor peternakan tidak jalan, ini akan memicu pengangguran.