Menurutnya, strategi yang harus dilakukan agar perbankan Syariah lari lebih kencang, adalah dari sisi perkembangan produk. Sebab ini adalah kelemahan perbankan Syariah karena belum terlalu dikenal masyarakat dan literasinya baru 8%.
“Jadi dalam beberapa tahun ini yang kita ngebut adalah bagaimana kita memiliki produk yang at least sama dengan yang dimiliki perbankan konvensional dulu. Sehingga dalam 5 tahun ini, kita ngebut apa yang CIMB Niaga punya, Syariah juga harus punya. Tentu perlu waktu lama karena ada riset, perijinan, resources dan modal,” katanya.
Pentingkan GCG
Sementara itu, pada saat membuka virsem tersebut, Direktur LPPI Mulya Effendy Siregar, Direktur LPPI mengatakan bahwa terdapat beberapa isu yang menantang dalam industri perbankan syariah saat ini. Pertama adalah sinergi antara induk usaha dan subsidiary-nya, kedua mengenai digital banking dan kaum milenial yang ketiga mengenai sustainable finance yang terus dipromosikan oleh regulator. Selanjutnya adalah mengenai pengelolaan dana haji dan juga dampak dari Covid-19. Dan isu penting lainnya adalah regulasi OJK terkini yang mengatur perbankan termasuk lini syariah di dalamnya. Dan satu lagi yang tidak bisa kita kesampingkan karena waktunya yang makin mendesak adalah mengenai spin off atau leveraging.