Kedua, lanjut dia, untuk mendorong masyarakat khususnya para ibu untuk mau bergerak melakukan aksi terbaik di wilayahnya masing-masing.
“Jadi diharapkan semakin banyak masyarakat khususnya ibu-ibu yang mengetahui kegiatan ini kemudian bergerak untuk melakukan aksi terbaik, menginspirasi, sehingga pergerakan di Jakarta itu gaungnya semakin kuat. Karena Jakarta ini kan kota kolaborasi bahwa permasalah yang ada di Jakarta harus ditangani bersama oleh warganya juga,” tuturnya.
Ketiga, menampilkan gambaran Jakarta sebagai kota yang harmonis dan humanis. “Kami ingin bahwa selama ini Jakarta yang diasosiasikan dengan kemacetan, banjir, individualistis, kota yang keras, tempat orang bekerja keras, tapi di sisi lain ada sudut Jakarta yang para perempuan ini mau melakukan aksi terbaik untuk lingkungannya. Kalau ceritanya terus berputar dan semakin banyak yang tahu bahwa ada yang bergerak, maka Jakarta itu dilihat sebagai kota yang humanis,” pungkas Fery Farhati. (ydh)