Di tahun 2001, Ermey memberanikan diri membuka Toko Cokelat dengan dibantu almarhum Gusnidar. Padahal saat itu dollar sedang tinggi. “Padahal dollar sedang naik-naiknya, dengan peralatan terbatas Toko Cokelat itu kemudian bermetamorfosis menjadi Dapur Cokelat,” ungkap Eyie melalui zoom meeting pada wartawan, Kamis (7/10).
Peralatan dapur dan sejumlah koleksi mug pun akhirnya dibawa ke toko Dapur Cokelat. Tak terkecuali, mixer dan oven yang sudah rusak juga dibawanya. “Kok seperti dapur yah seperti kithen set, akhirnya kita namakan Dapur Cokelat. Kita buat interiornya sendiri, sampai sekarang kita pertahankan itu seiring dengan perkembangannya. Sampai pernah ada pengunjung mau pesan kithen set mungkin mengira itu toko kitchen set, akhirnya saya bilang ke pengunjung bahwa kita jualan cokelat,” akunya mengenang masa itu.
Menurutnya, ujian demi ujian dilewati bersama dengan team Dapur Cokelat yang sudah seperti keluarga sendiri bagi dia. Dua ujian terbesar dalam perjalanan Dapur Cokelat adalah fenomena era digital dan terpaan Pandemi Covid-19. Dapur Cokelat dipaksa berinovasi menghadapi dua badai besar tersebut, dengan tekad dan kreatifitas tinggi, dua rintangan itu dihadapi.