Bagi Ermey kuncinya adalah mau belajar dan inovasi tiada henti. Dapur Cokelat cepat beradaptasi di masa pandemi dengan menciptakan kue baru dengan harga terjangkau, membuat pick-up points dan menjual adonan premix.
Ermey pun menjadi lebih dekat dengan konsumen dan aktif menyapa lewat digital events seperti membagikan tips dan tricks di live Instagram. Pesan Ermey bagi team Dapur Cokelat adalah jangan pernah bilang tidak bisa. Jika memungkinkan, berikan yang lebih dari yang diharapkan customer.
“Meski omset kita menurun. Merumahkan 30-40 karyawan dan itu menyedihkan buat kami. Merumahkan staf kita. Ratusan pekerja lainnya harus tetap bekerja. Kita harus beradaptasi mencari ide, mencari jalan keluar, kita harus bisa melewati ini dulu,” ungkap wirausahawati itu.
Layaknya sepotong kue Two Seasons Cake, signature cake Dapur Cokelat, terbuat dari bermacam unsur yang justru membuatnya lezat, lembut dan berkarakter. Demikianlah perjalanan Dapur Cokelat mengalami masa ups dan downs dalam mengukir eksistensi di tengah ketatnya persaingan industri food and beverage tanah air.