“Fokus pada apa yang kita minati. Pelajari ilmunya. Lalu miliki mimpi dan bekerja keras serta cari peluang untuk mewujudkannya. Percaya pada kemampuan diri sendiri. Bangkit lagi jika jatuh. Terus begitu,” ujar Ermey Trisniarty.
Sekedar diketahui, Dapur Cokelat telah memiliki 29 outlets dan 26 delivery points di seluruh Indonesia. Kedepannya, rencana Dapur Cokelat akan membuka lebih banyak outlet di seluruh Indonesia dan Singapura.
Pada kesempatan daring itu, Pakar Kuliner, William Wongso menjelaskan, cokelat itu seperti kopi, setiap orang akan bertanya kopi itu dari mana asalnya? demikian juga cokelat punya daerah asalnya dan memiliki prosesnya, itu yang menentukan. Dari dipetik sampai fermentasi dan sampai ke Dapur Cokelat. “Itu perlu proses yang cukup panjang. Sedangkan kita makannya hanya semenit,” ungkap pria yang mencintai kuliner Indonesia itu.
Kata William, diperlukan edukasi, karena menikmati cokelat dan kopi itu berbeda. Kalau orang tidak minum kopi akan ngantuk. Kalau cokelat seperti candu. Orang tau mencicipi cokelat yang berkualitas. Harga cokelat di luar negeri saja mahal sekali dengan berbagai merk-merknya. Bermacam versi dari mulai organic dan cokelat itu banyak single bean sama seperti kopi.