IPOL.ID – Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Kasudin LH) Jakarta Selatan, Muhammad Amin menyampaikan, penurunan pengiriman sampah ke Bantargebang merupakan tugas bersama dan butuh proses yang panjang.
“Tahun lalu petugas Sudin LH mereduksi pengiriman sampah ke Bantar Gebang diangka 21% dari target 22%. Tahun ini jajarannya mempunyai PR untuk mereduksi sampah diangka 30%,” kata Kasudin LH Jaksel, M. Amin, Jumat (5/11).
Kendati demikian, lanjutnya, dengan program yang sudah dijalani, pihaknya optimis bisa mereduksi pengiriman sampah. Salah satunya dengan budidaya maggot, yang pernah memecahkan rekor penguraian sampah hingga 600 kilogram dalam sehari.
“Magot program sejak tahun 2020 di wilayah Pesanggrahan, di sini menjadi juara budidaya maggot tingkat DKI. Kita juga sudah luncurkan program baru dengan cara di plasma yaitu budidaya di perumahan. Sekarang kita kembangkan terus. Rekor penguraian sampah disini pernah 600 kilogram per hari,” tukasnya.
Budidaya maggot, sambung dia, terbilang mudah, karena pakan maggot berasal dari sisa makanan rumahan yang bisa langsung diberikan.
“Budiaya BSF sangat mudah, dengan menggunakan sisa makanan, seperti sayur, nasi, buah, roti. Cuma harus segera diberikan, nantinya takut didahului oleh lalat hijau,” ungkapnya.
Sekedar diketahui, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan sendiri mengekspose Strategi Komunikasi Kota Adm Jakarta Selatan Pada Triwulan IV Tahun 2021. Salah satu kegiatan yang diekspos adalah pengolahan sampah menjadi pupuk kompos dan budidaya maggot (Black Soldier Flies/BSF).
Pengolahan sampah dan budidaya tersebut berada di wilayah Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Akademi Kompos disebut Wakil Walikota Jakarta Selatan, Isnawa Adji merupakan implementasi dari kebijakan pemerintah untuk mengurangi sampah di hulu.
Sampah yang dihasilkan oleh warga, diungkapkannya, sudah harus diurai ditingkat perumahan dan dipilah secara mandiri.
“Setiap wilayah mempunyai kewajiban mengurangi sampah pada sumbernya. Antara sampai 20-30%, nah, di Jakarta Selatan mempunyai sampah 1.600 ton yang setiap harinya punya target dalam pengurangan sampah. Caranya bebas, melalui bank sampah, dibuat kompos, BSF atau budidaya magot, tidak menggunakan kantong plastik dan memilah sampah,” papar Isnawa.
Dia menyebutkan, banyak cara bagi warga agar bisa berkontribusi untuk pengurangan sampah ditingkat perumahan. Seperti dibuatkan kompos, BSF maupun dibuat eco enzyme. Sehingga pemerintah terbantu untuk tidak mengirim sampah ke TPST Bantar Gebang.
“Cukup habis di RT, dirumah, tanpa harus mengirim ke Bantar Gebang. Itulah yang menjadi target disetiap wilayah,” tutupnya. (ibl)