IPOL.ID – Jaksa Agung, ST Burhanuddin, mengaku prihatin dengan maraknya mafia pelabuhan yang menyebabkan tingginya biaya logistik di pelabuhan. Bahkan juga menghambat proses bisnis dan investasi.
“Efek dominonya, minat investor menjadi rendah, sehingga mengakibatkan berkurangnya lapangan pekerjaan dan daya beli masyarakat akan ikut menjadi rendah,” kata Jaksa Agung ST Burhanuddin melalui keterangannya, Sabtu (13/11).
Berdasarkan pengamatannya, biaya logistik di pelabuhan Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan biaya logistik pelabuhan di China dan Malaysia. Disebutkannya, biaya logistik pelabuhan di China hanya sekitar 15 persen, sedangkan di Malaysia 13 persen.
Menurut Burhanuddin, tingginya biaya logistik di Tanah Air tak terlepas dari faktor minimnya efektifitas sistem bongkar muat di pelabuhan. Serta adanya indikasi mafia pelabuhan yang semakin memperkeruh keadaan.
Terkait persoalan itu, mantan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara itu telah mendapatkan permintaan dari pemerintah untuk memonitor dan menindak tegas para mafia pelabuhan. “Pemerintah pusat meminta kepada kita untuk memonitor dan menindak tegas para mafia pelabuhan,” ungkap Burhanuddin.
Merespons hal itu, Jaksa Agung langsung memerintahkan jajarannya untuk menggelar operasi intelijen untuk memberantas mafia pelabuhan tersebut. “Segera bergerak melakukan operasi intelijen dalam rangka pemberantasan mafia pelabuhan. Tindak tegas jika ada indikasi oknum aparat yang terlibat dan menjadi mem-backing para mafia pelabuhan,” perintah Burhanuddin.
Sebagai catatan, operasi intelijen ini hanya akan digelar bagi satuan kerja kejaksaan yang di wilayah hukumnya terdapat fasilitas pelabuhan. (ydh)