IPOL.ID – Masyarakat di kawasan Gunung Semeru diminta tetap waspada terhadap aktivitas geologi dari gunung berapi tersebut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menyatakan masih ada potensi bahaya dari aktivitas erupsi Gunung Semeru. Kendati begitu, Gunung Semeru masih berstatus Level 2 atau waspada.
“Potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak. Sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin,” kata Kepala PVMBG Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andiani dalam keterangan persnya, Minggu (5/12).
Dia menambahkan, potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah atau ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.
Menurut dia, pengamatan visual menunjukkan masih ada guguran dan awan panas guguran diakibatkan oleh ketidakstabilan endapan lidah lava. Aktivitas yang terjadi pada 1 dan 4 Desember merupakan aktivitas permukaan (erupsi sekunder).
Sementara, lanjut dia, dari kegempaan tidak menunjukkan adanya kenaikkan jumlah dan jenis gempa yang berasosiasi dengan suplai magma/batuan segar ke permukaan.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahayanya, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru dinilai masih pada Level II (Waspada).
Pada status Level II (Waspada) ini, PVMBG Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral merekomendasikan agar masyarakat, pengunjung, atau wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor selatan tenggara.
“Warga juga mesti mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sarat,” sebut Andiani. (mim)