IPOL.ID – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota dari holding BUMN pertambangan MIND ID,
menegaskan komitmen penerapan ESG (Environmental, Social, Governance) dalam
menjalankan bisnis perusahaan yang berkelanjutan dan mendukung ketahanan energi
nasional.
PTBA memastikan penerapan regulasi internasional yang mengacu kepada Pedoman
United Nation Sustainability Development Goal’s (UN SDG’s), Environmental Social
Governance (ESG) dan Prinsip Penambangan International Council on Mining and
Metals (ICMM) yang telah konsinten diterapkan pada seluruh proses bisnis di
Perusahaan.
Penerapan ESG ini sekaligus langkah konkrit PTBA dalam merespon tuntutan global
terkait Perubahan Iklim dan dukungan terhadap target Net Zero Carbon yang telah
ditetapkan pemerintah Indonesia.
Wujud komitmen terhadap isu Perubahan Iklim juga telah ditunjukkan dengan
kerjasama strategis antara PTBA dengan lembaga CDP dalam bentuk pendampingan
penyusunan Laporan CDP-Climate Change PTBA yang akan dipublikasikan di awal
bulan Desember 2021.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Suryo Eko Hadianto menegaskan bahwa ESG
merupakan syarat utama bagi perusahaan agar memiliki going concern kedepannya.
Tidak hanya berpikir apa yang akan dilakukan hari ini tapi juga harus berfikir tentang
Perusahaan ini kedepan bagaimana perusahaan ini akan sustain.
Suryo mengatakan ESG harus sudah tertanam dalam hati setiap pegawai dalam
menjalankan pekerjaannya.
“Environmental dari ESG sudah kita tuangkan dalam visi kita yaitu sebagai
perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan. Dari visi tersebut,
peduli lingkungan, ESG-nya harus ada di dalam,” ujar Suryo Eko dalam acara
Workshop ESG Management System yang dilaksanakan secara Hybrid dengan
mematuhi protokol kesehatan, baru-baru ini.
Sementara untuk unsur Sosial, PTBA juga memiliki rangkaian program untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah program pengentasan
kemiskinan yang diluncurkan November lalu, untuk memberantas kemiskinan di
wilayah Lawang Kidul, Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
“Kegiatan bisnis PTBA semuanya hampir berada di Lawang Kidul. Bentuk
kepedulian sosial ini harus dilatarbelakangi secara filosofi dan pemahaman secara
mendasar. memanage kepedulian sosial harus dari hati, jangan sampai masih ada yang
miskin di sekitar tambang kita,” tambah Eko dalam siaran persnya.
Unsur governance yang paling esensial adalah integritas. Suryo mengatakan soal
integritas ini selalu ditekankan berkali-kali dalam setiap kegiatan.
Berbicara terkait ESG, kata Suryo, juga berkaitan dengan sustainability, yaitu
sustanibility terhadap lingkungan, sustainability terhadap kehidupan sosial sekitar kita
dan sustainability terhadap bisnis perusahaan dimana sistem ESG ini hanya sebuah
langkah untuk menuju 3 sustanability tersebut.
Pada agenda ini juga diisi dengan Sharing Session terkait kilas balik ESG 2021 dan
Outlook ESG 2022, Paparan terkait Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL)
oleh Satuan Kerja CSR, Paparan terkait Program Pengentasan Kemiskinan oleh Tim
Pengentasan Kemiskinan, Paparan terkait Risiko Korporat dan Workshop Penyusunan
Kertas Kerja ESG Stock Code mengacu pada Program Kerja RKAP 2021, Program
Kerja 2022 dan rencana 5 tahun kedepan. (irm/tim)