IPOL.ID – Tim SAR gabungan masih terus melakukan operasi pencarian warga yang dilaporkan hilang saat erupsi Gunung Semeru. Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) di bawah koordinasi Basarnas menargetkan waktu pencarian korban selama satu pekan.
Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf Irwan Subekti yang juga Komandan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas Guguran Gunung Semeru mengatakan, korban yang masih dinyatakan hilang berjumlah 22 orang. Upaya pencarian difokuskan di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan Desa Curah Kobokan. Tim gabungan juga sangat memerhatikan aspek keamanan dan keselamatan di lapangan.
“Pencarian pagi hingga sore dengan memerhatikan cuaca di Lumajang. Hampir setiap hari, setiap sore rata-rata turun hujan. Upaya pencarian sangat dipengaruhi kondisi hujan di lapangan,” katanya kepada wartawan, Rabu (8/12).
Upaya pencarian warga yang hilang akan mengoptimalkan kemampuan personel di lapangan dibantu alat berat. Dia selalu mengingatkan kewaspadaan terhadap kondisi material vulkanik yang masih panas dan kondisi hujan di puncak gunung agar terhindar dari banjir lahar dingin.
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq menambahkan, pemerintah daerah berupaya memberikan pelayanan kepada para penyintas secara optimal. Untuk penanganan jangka pendek, menengah dan panjang warga di tempat pengungsian, pihaknya akan memindahkan warga yang mengungsi ke fasilitas-fasilitas pendidikan, seperti SD, SMP dan SMA di Lumajang.
“Tempat pengungsian sekarang berada di beberapa fasilitas umum balai desa dan kecamatan, selanjutnya akan direlokasi ke sekolah. Saat ini kami sedang menginvetaris sekolah SD, SMP dan SMA yang bisa digunakan sebagai tempat penampungan,” kata Thoriqul.
Proses relokasi pemukiman warga terdampak saat ini dalam proses identifikasi lokasi. Diutamakan pada lahan-lahan milik pemerintah dan pemerintah daerah.
Thoriqul Haq berharap, dukungan media untuk ikut mendorong semangat positif agar tercipta suasana kondusif untuk percepatan penanganan pascabencana. Sedangkan posko memprioritaskan operasi pencarian dan penanganan warga mengungsi.
Terkait penambang pasir yang hilang, pihaknya akan memastikan identitas korban yang saat ini masih dalam proses identifikasi. Dari jumlah korban meninggal sebanyak 34 orang, 10 jiwa di antaranya belum teridentifikasi.
Pada kesempatan itu, Irwan menambahkan, warga yang mengungsi berjumlah 4.250 jiwa. Tersebar pada beberapa titik di Kabupaten Lumajang, hanya ada 1 titik, masing-masing di Kabupaten Malang dan Blitar.
Berikut rincian distribusi penyintas di beberapa wilayah Kabupaten Lumajang. Jumlah warga mengungsi di Kecamatan Candipuro 1.733 jiwa, Pasirian 974, Tempeh 400, Pronojiwo 295, Lumajang 199, Pasrujambe 197, Sukodono 191, Sumbersuko 67, Jatiroto 56, Yosowilangun 28, Ranuyoso 26, Rowokangkung 16 serta Gucialit 8 orang. (ibl)