IPOL.ID – Masa pandemi, tidak lantas membuat Hotel Best Western Resort Kuta, Bali berpangku tangan. Sebaliknya, okupansi hotel yang melandai membuat manajemen terus berinovasi dan bertransformasi. Salah satunya dengan melakukan diversifikasi program hotel, untuk menarik jumlah kunjungan dan meningkatkan sales.
“Kami mengoptimalkan kembali program meeting incentive convention and exhibition (MICE-red), guna mensiasati kondisi seperti sekarang,” ujar Lisa Jaha, Sales Manager Hotel Best Western Resort Kuta saat berbincang santai bersama tim ipol.id di Kuta Bali Sabtu (11/12/2021).
Menurut Lisa, sudah seharusnya industri pariwisata melakukan adaptasi dalam hal pemasaran, marketing dan sales. Ia pun mengaku telah melakukan kerja sama dengan berbagai lembaga dan bahkan ormas keagamaan agar hotelnya bisa dimanfaatkan untuk momen-momen tertentu terkait acara keagamaan, atau acara lainnya.
Di antaranya adalah untuk penggunaan wedding, akad nikah dan pemberkatan. Atau bahkan rapat-rapat dan pertemuan korporasi dalam skala yang disesuaikan dengan protokol kesehatan dan juga kapasitas hotel. “Sudah mulai bergeliat, dan harus diakui MICE memang cukup membantu kami untuk bisa bertahan,” ujar Lisa.
Sementara segmen okupansi kamar juga terus ia tingkatkan, dengan mendorong kerja sama dengan beberapa pemda, organisasi olahraga, ataupun korporasi. “Segmen orang menginap memang masih domestik. Sementara wisatawan asing masih rendah mengingat terkait larangan terbang dan situasi pandemi dunia internasional,” katanya.
Lisa Jaha lantas mengajak pemangku kepentingan dan masyarakat untuk bisa menikmati kenyamanan dan keramahan ala Best Western Resort Kuta Bali. Hotel bergaya resort dan berkonsep tardisonal etnis ini memang cukup strategis dari berbagai lokasi wisata. Di antaranya 10 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, lima menit ke Pantai Kuta, dan sekitar 10 menit ke Legian.
Hotel ini juga menawarkan berbagai fasilitas dan pelayanan menarik. Di antaranya Kolam renang, restoran, coffe lounge, lobi terbuka, spa dan massage, pool bar, laundry service serta ruang pertemuan.
Terakhir Lisa optimis, industri pariwisata akan bangkit dengan suasana transformasi yang baru. Yakni era dimana digital marketing dan e commerce akan menjadi garda terdepan dalam mendongkrak kemajuan industri pariwisata. “Kami tentunya menilai digitalisasi di bidang pemasaran akan terus kami tingkatkan pelayanannya. Karena saat ini pemesanan konvensional sudah semakin ditinggalkan. Dan kami akan serius berinovasi dalam hal ini,” tutup Lisa Jaha. (tim)