“Seperti praktik otomatisasi dan contactless yang terkoneksi dengan canggih menjadi signifikan driver bagi pertumbuhan di tengah tren revolusi industri 4.0,” ujarnya.
Sebagai negara dengan tingkat penetrasi sebesar 73,7%, Menkominfo menilai potensi pemanfaatan teknologi digital menjadi sangat besar. Menurutnya, valuasi sektor ekonomi digital hingga tahun 2021 diestimasikan mencapai USD70 Miliar atau setara dengan sekitar lebih dari Rp1.000 Triliun.
“Dan diproyeksikan akan tumbuh hingga USD315 Miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan lebih dari Rp4.500 Triliun pada tahun 2030 mendatang. Transformasi digital yang terjadi di dunia saat ini turut mengubah lanskap tren kecakapan yang dibutuhkan sumberdaya manusia yang lebih mengedepankan digital safety dan digital capable,” jelasnya.
Secara spesifik, Menteri Johnny menyatakan kebutuhan kecakapan digital di masa depan akan berfokus pada tiga hal yaitu artificial intelligence, big data dan cloud computing.
“Yang dikenal dengan ABC, yaitu artificial intelligence, big data dan cloud computing. Oleh karena itu, pengembangan SDM digital menjadi vital untuk dilakukan di dunia termasuk di Indonesia. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan SDM dari segi jumlah, pengembangan talenta digital nasional di institusi pendidikan juga harus dilakukan secara tepat sasaran,” jelasnya.