Kebijakan moneter jika tidak dikonversi menjadi aktivitas ekonomi, Ia menambahkan, justru akan memicu matinya roda pereknomian. Oleh karenanya, harus disertai dengan aktivitas ekonominya, seperti menciptakan pabrik baru, agar terjadi demand pull inflation.
“Kenaikan inflasi tersebut akan mendorong untuk melakukan pengetatan moneter. Hal inilah yang harus diwaspadai karena akan berimplikasi secara global, termasuk di negara-negara berkembang,” tutur CEO PT Maming Enam Sembilan Group yang membawahi 56 entitas anak perusahaan itu.
Sekedar diketahui, tekanan inflasi global (imported inflation) menjadi salah satu risiko yang akan muncul pada 2022. Demand akan naik seiring aktivitas ekonomi global mulai bergerak, tapi terjadi kelangkaan barang-barang pabrikan.
Lonjakan inflasi yang terjadi di tingkat global saat ini terjadi karena adanya disrupsi dari sisi produksi dan suplai komoditas yang diikuti dengan peningkatan harga. Hal ini dikhawatirkan akan berimplikasi pada upaya pemulihan ekonomi yang tengah dilakukan banyak negara.