Julian menambahkan bahwa pembangunan Jembatan Kretek 2 memiliki tantangan tersendiri karena lokasi jembatan berada di wilayah yang rawan gempa dan likuifaksi atau pergerakan tanah. Namun demikian, pihaknya sudah menggunakan teknologi khusus agar umur jembatan dapat bertahan sesuai rencananya, yakni 100 tahun.
“Di lokasi Jembatan Kretek 2, terdapat Sesar Opak. Sesar ini merupakan sesar aktif sehingga potensi terjadi gempa bumi dan pergerakan tanah. Oleh karenanya, kami menggunakan teknologi LRB (Lead Rubber Bearing) untuk meredam gempa, lalu juga menggunakan MSE Wall untuk daerah timbunan,” terang Julian.
Sebagai informasi, pembangunan Jembatan Kretek 2 menelan dana Rp364 miliar yang berasal dari dana loan Islamic Development Bank (IsDB). Jembatan ini akan memiliki 4 lajur dan 2 jalur. Di atas jembatan akan terdapat jalur khusus untuk pejalan kaki, namun tidak berupa trotor melainkan pedestrian yang dipisahkan dengan barrier.
Di Provinsi DI Yogyakarta tengah ditangani 3 paket pekerjaan Jalur Pansela sepanjang 17,32 km yakni penanganan Jembatan Kretek 2, ruas Legundi-Planjan di Kabupaten Gunungkidul sepanjang 4,7 km, dan ruas Jeruk Wudel-Baran-Duwet di Kabupaten Gunungkidul (10,6 km). (rob)