Dari 13 juta merchant tersebut, kata Filianingsih yang luar biasa adalah 96 persen UMKM. “Jadi di Indonesia itu, digitalisasi itu mulai dari bawah. Dari UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah,” kata dia. QRIS sudah masuk bukan saja di mal-mal, tetapi juga sudah masuk di pedagang kaki lima. “Jadi kalau teman-teman lihat di pedagang kali lima di gerobak yang jual jamu, yang ini sudah pakai QRIS. Jadi QRIS itu milik semua lapisan. Dari pedagang kaki lima sampai toko-toko bermerek di mal,” ujarnya.
Kata Filianingsih, digitalisasi bukan tujuan utama, tetapi sebagai sarana meningkatkan produktivitas. Di Bali, Bank BPD Bali sangat mendukung QRIS. “Kemarin dapat penghargaan dari BI sebagai penyalur (kredit) UMKM terbanyak,” ucap Filianingsih. (tim/irm)