Sementara Harianto menjelaskan mengenai progres transformasi digital perseroan. Antara lain berupa implementasi sistem ERP SAP serta penandatanganan kerjasama dengan HR cloud based software, Darwinbox. “Selain itu, GGRP juga terus berkontribusi pada komunitas sekitar, melalui program GRP Peduli,” kata Harianto..
Harianto juga memaparkan beberapa tesis pertumbuhan dan rencana investasi dimana pada 2022, ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,9 persen oleh IMF, yang melampaui pertumbuhan ekonomi dunia 4,9 persen. Harianto menambahkan, GGRP percaya, peningkatan ekonomi akan disokong rencana pengeluaran pemerintah dan anggaran infrastrukur yang terus bertumbuh, serta adanya katalis berupa proyek pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan.
“Perseroan juga optimistis akan prospek industri baja domestik yang diakibatkan pembatasan produksi baja Tiongkok dan peningkatan harga energi dunia. Kami melihat hal ini sebagai peluang untuk menjadi pemain baja ekspor,” jelasnya.
Sedangkan Fedaus menjelaskan, bahwa Perseroan menunjukkan komitmen terhadap inisiatif hijau atau ESG dan mendukung pemerintah dalam Tujuan Perkembangan Berkelanjutan. Dalam hal ini, GGRP menjadi perusahaan baja pertama di Indonesia yang membeli karbon kredit berkualitas melalui Climate Impact X.