IPOL.ID – Sejumlah sekolah di Jakarta Selatan ditutup sementara, karena adanya temuan kasus COVID-19 bertambah. Penutupan sementara itu di tengah bergulirnya pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di DKI Jakarta.
“Sebanyak 6 sekolah (ditutup sementara),” kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jaksel, Abdul Rachem di Kantor Wali Kota Jaksel, Jumat (14/1).
Sebelumnya hingga Kamis (13/1). Rachem menyebutkan, ada lima sekolah di wilayah II Sudin Pendidikan Jaksel ditutup imbas kasus COVID-19. Sudin Pendidikan Wilayah II Jaksel membawahi enam dari 10 kecamatan di Jaksel yaitu Setiabudi, Mampang Prapatan, Kebayoran Baru, Pancoran, Tebet, dan Pasar Minggu.
Rachem membeberkan, keenam sekolah yang kini ditutup adalah SMP dan SMA Labschool Kebayoran Baru, SMP Islam Andalus, SMK Asisi Tebet, SMP Azhari Islamic Shcool Rasuna, serta SMA 6 Kebayoran Baru. Penutupan sementara enam sekolah ini sudah sejak Kamis (6/1).
Rachem mengatakan, lama penutupan sementara keenam sekolah itu bervariasi. Hal ini bergantung kepada penanganan besaran jumlah kasus COVID-19 yang ditemukan. “Ada yang tiga hari dan ada lima hari,” ujar Rachem.
Terkait kasus, tidak semuanya ditemukan pada siswa. Sebab, terdapat kasus positif COVID-19 yang ditemukan pada guru.
Rachem memastikan, setiap sekolah sudah memiliki Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Artinya, penanganan yang dilakukan apabila terdapat temuan kasus COVID-19 dipastikan sesuai prosedur.
“Kalau ada masalah kami juga lakukan tindakan-tindakan sebagaimana mestinya,” tuturnya.
Rachem meminta semua sekolah di wilayah II Jaksel memperketat protokol kesehatan (prokes) pencegahan COVID-19.
Seperti halnya di SMA 6, Kebayoran Baru, ditutup sementara menyusul adanya dugaan siswa terpapar COVID-19. Penutupan sementara mulai dilakukan hari ini. “SMA 6 hari ini ditutup karena kasus covid-19,” tutur Abdul Rachem.
Rachem menambahkan, apabila hanya kasus personal, penutupan sekolah berlangsung tiga hari. “Kalau lima hari itu klaster,” tandas Rachem.
Sementara, Kepala SMA 6, Wanito Handoyo mengatakan, kasus COVID-19 ditemukan pada seorang siswa kelas I. Kegiatan di sekolah jadi diliburkan selama lima hari mulai Jumat (14/1) hari ini hingga Selasa (18/1) mendatang.
Wanito menambahkan, adanya seorang siswa kelas 1 SMA 6 terpapar COVID-19 itu diketahui setelah pihak sekolah menerima informasi dari puskesmas pada Kamis (13/1). Informasi ini mengenai hasil tes PCR yang menyatakan siswa yang bersangkutan positif COVID-19.
“Satu anak dari klastser keluarga, jadi (awalnya) pihak orang tua pada Senin (10/1) meminta izin anaknya tidak masuk karena mau tes PCR. Hari Kamis (13/1) terkonfirmasi COVID-19, dan dari puskesmas menghubungi kami,” ujar Wanito.
Siswa kelas I itu, lanjutnya, terpapar COVID-19 biasa alias bukan varian Omicron yang tengah heboh saat ini.
Wanito menambahkan, penghentian kegiatan di SMA 6 selama lima hari mengacu Surat Keputusan Bersama 4 Menteri. Kendati, siswa terpapar COVID-19 itu bukan tertular di sekolah.
“Walaupun itu dari luar, maka kami tetap melaksanakan meliburkan anak selama lima hari untuk memastikan tidak terjadi klaster di sekolah,” tutup Wanito. (ibl)