IPOL.ID – Sudah selayaknya usia senja merupakan waktu bagi seseorang untuk menikmati masa bahagianya. Namun, tidak dengan nenek Sarnah pembuat sapu lidi, di Desa Kiara Payung, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.
Nenek berusia 73 tahun ini tinggal di rumah reot yang terbuat dari bilik bambu yang hampir roboh. Dia hanya tinggal berdua bersama anak laki-lakinya yang belum menikah. Selama puluhan tahun nenek Sarnah belum pernah merasakan bantuan bedah rumah seperti warga lainnya.
“Saya tinggal disini sudah lama banget, sampai sekarang belum dapat bantuan bedah rumah. Saya ingin dapat bantuan dari pemerintah,” ucap Sarnah dengan nada sedih ketika di temui di kediamannya, Senin (17/1).
Janda tua ini mengaku saat musim hujan disertai angin kencang, dirinya selalu dihantui rasa ketakutan tertimpa puing-puing rumahnya yang sudah reot. Keinginannya membangun rumah hanyalah sebuah angan-angan yang selalu ada dibenaknya lantaran penghasilannya yang tidak mencukupinya.
“Belum dapat bantuan, makanya saya mengadu ke ketua rt. Rumah saya pagernya pada ngejeblak, apalagi kalau musim hujan angin saya duduk aja tidak bisa tidur takut tertimpa rumah. Saya cuma bikin sapu lidi, masak aja pakai kayu tidak punya kompor,” keluh nenek Sarnah.
Di tempat yang sama, Wawan Gunawan membenarkan jika ada warganya membutuhkan bantuan bedah rumah. Menurutnya, nenek Sarnah belum mendapatkan bantuan pangan non-tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH), dan saat ini akibat kecelakaan warganya hanya menjual sapu lidi.
“Ya betul nenek Sarnah warga saya. Dia hanya tinggal berdua sama anaknya yang belum kerja. Dia tidak dapat BPNT-PKH, yang dapat cuma anaknya. Setahu saya, dia pernah dapat bantuan COVID-19 cuma satu kali itu sudah lama, dan akibat ditabrak motor. Dia hanya bisa bikin sapu dari pelepah daun kelapa,” ujar Ketua RT 03 setempat.
Saat ini Wawan melihat, masih ada beberapa rumah tidak layak huni milik warganya yang belum mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintah. Usaha pengajuan bedah rumah sudah dia lakukan beberapa tahun yang lalu, akan tetap sampai saat belum juga terealisasi, dan saat ini dirinya hanya bisa menunggu bantuan datang.
“Di daerah saya masih ada sekitar 9 unit rumah yang cukup parah tidak layak huni. Beberapa waktu yang lalu saya sudah ajukan bedah rumah ke pemerintah desa Kiara Payung. Sampai saat ini belum ada infonya bantuan akan turun di wilayah saya,” kesalnya.
Pantauan dilokasi, ada beberapa warga kurang mampu yang belum mendapatkan bantuan BNPT-PKH. Hingga saat ini warga Kampung Teratai, Desa Kiara Payung, Pakuhaji masih berharao bantuan dari pemerintah. (rob)