“Dengan melihat progres tersebut, kami yakin kuartel awal tahun ini sudah bisa direview. Meski TDP ini masih dikerjakan, tetapi ini sifatnya dinamis karena bisa diubah, seperti misalnya jika atlet sakit atau hal-hal lainnya.”
Tak cuma itu, Indonesia melalui Gugus Tugas juga telah aktif membangun komunikasi dua arah. Rencananya, ujar Rheza, JADA berencana berkunjung ke Indonesia pada Maret atau April. Selain itu, Organisasi Anti-Doping Regional Asia Tenggara (SEARADO) terbuka memberi pelatihan kepada LADI, baik yang berkaitan dengan testing, edukasi, Anti-Doping Administration and Management System (ADAMS) dan mekanisme pelatihan lainnya.
Terpisah, Okto, sapaan karib Raja Sapta, menjelaskan semua upaya yang dilakukan Gugus Tugas dan LADI bukan hanya sebatas pembebasan sanksi WADA, tetapi juga untuk menciptakan lembaga anti-doping Indonesia menjadi lebih independen, profesional, dan modern.
“Saya sudah selalu tekankan, bahwa jika sekadar memperbaiki mobil rusak itu percuma. Kita harus membangun LADI sebagaimana mobil Formula 1, sehingga memang harus mengikuti blueprint dari WADA. Ini yang tengah kami kerjakan bersama-sama, sehingga saya mendesak terus agar TDP ini bisa segera rampung, sehingga sanksi WADA terhadap LADI ini bisa segera direview,” ujar Okto. (bam)