IPOL.ID – Tiga desa di wilayah Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, masih tergenang banjir.
Hujan yang mengguyur lokasi membuat tiga desa tergenang, sejak Minggu (30/1) pukul 17.00 WIB. Tidak ada laporan korban jiwa atau pun warga luka-luka akibat kejadian tersebut.
Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerangkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon melaporkan tinggi muka air atau genangan masih teridentifikasi di tiga desa, yaitu Desa Lemahabang sekitar 40 cm, Karangsuwung 20 – 30 cm dan Sigong 10 – 20 cm.
“Warga terdampak yang tersebar pada ketiga wilayah sebanyak 342 Kepala Keluarga (KK) atau 908 jiwa. BPBD juga mencatat sebanyak 155 jiwa berada di pengungsian. Selain berdampak pada warga, banjir menggenangi 209 unit rumah,” terang Abdul Muhari pada awak media, Senin (31/1).
Banjir tiga desa ini terjadi setelah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta berangsur lama sehingga debit air Sungai Singaraja meluap. Tinggi muka air tercatat 20 hingga 120 cm saat kejadian berlangsung.
Penanganan darurat dikoordinasikan oleh BPBD setempat dengan melibatkan unsur terkait, seperti dari TNI, Polri, PMI, aparat desa yang terdampak banjir. Aparat desa dari Lemahabang dan Karangsuwung sudah mendapatkan pelatihan penanggulangan bencana karena desa ini termasuk desa Tangguh bencana (destana).
Upaya pendataan dan evakuasi telah dilakukan oleh BPBD dan sejumlah unsur. Dan pendistribusian bantuan berupa matras, selimut dan makanan siap saji telah dilakukan.
Melihat prakiraan cuaca pada hari ini (31/1) dan esok (1/2), pemerintah daerah dan masyarakat diimbau untuk waspada dan siap siaga. Terpantau pada siang hari ini, wilayah Kecamatan Lemahabang masih berpeluang hujan sedang hingga hujan petir, sedangkan esok hari juga masih berpeluang hujan sedang.
“Masyarakat perlu mewaspadai potensi banjir susulan, khususnya di tiga desa yang masih dilanda banjir hingga hari ini,” ujarnya.
Sementara, pemerintah daerah setempat diharapkan tetap menyiagakan personel maupun peralatan yang dibutuhkan untuk penanganan darurat. Maupun tempat yang dapat digunakan sebagai tempat evakuasi sementara dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. (ibl)