Andre juga menambahkan, kondisi ini diperparah dengan pengguna jalan yang tidak taat aturan. Tidak sedikit warga yang menggunakan roda dua mengambil sisi jalan yang berlawanan arah. Akhirnya kemacetan sukar terurai.
“Pedagang jualan juga sudah menyalahi aturan sampai ke badan jalan. Motor para pembeli parkir juga seenaknya,” tuturnya.
Andre berharap Pemerintah Kabupaten Tangerang segera mencari solusi, karena kerugian akibat macet di Jalan Raya Mauk tidak hanya untuk akses menuju kantor saja, tetapi distribusi ekonomi serta kepentingan siswa yang ingin ke sekolah mengalami kendala.
Informasi yang berhasil dihimpun dari sejumlah testimoni warga dan pemberitaan persoalan macet di wilayah yang dilintasi warga menuju Kota Tangerang, Tangerang Selatan (Tangsel) dan Jakarta ini sudah berlangsung lama.
Sementara Rudi Rehan, dalam akun Youtube pribadi yang sempat diposting beberapa waktu lalu mengeluhkan soal kesadaran pemilik kendaraan di Jalan Raya Mauk tersebut.
Angkutan Kota (Angkot) yang melewati trayek Jalan Raya Mauk dianggap Rudi tidak sabar. Sopir mengambil sisi kanan jalan kendaraan yang berada di depan. Sehingga semakin menambah kemacetan karena dari arah sebaliknya tidak melewati jalan.