Dalam periode 24 jam ke depan, sistem 99S tersebut dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia berupa potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir/angin kencang yang dapat berpotensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan lainnya di wilayah Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Maluku bagian barat daya.
Fenomena ini juga menciptakan potensi gelombang tinggi 1,25-2,5 meter di perairan Kepulauan Selayar, Laut Flores, perairan utara Kepulauan Flores, Laut Sawu, Perairan Kupang – Pulau Rotte, Selat Ombai, Samudera Hindia selatan NTT, Perairan Fakfak – Kaimana, Perairan selatan Pulau Buru – Pulau Seram, Laut Seram, Perairan Kepulauan Kei – Kepulauan Aru, dan Laut Arafuru bagian timur.
Tinggi gelombang 2,5-4,0 meter berpotensi terjadi di Laut Banda, Perairan Kepulauan Sermata – Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru bagian tengah. Serta tinggi gelombang 4 – 6 meter di Laut Timor dan Laut Arafuru bagian barat.
Sedangkan kecepatan angin maksimum sistem 90S di Samudra Hindia mencapai 30 knot (56 km/jam) dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1003 mb.