IPOL.ID – Hong Kong sedang berjuang melawan pandemi COVID-19 yang mengganas di sana. Fasilitas penyimpanan jenazah di rumah sakit dan kamar mayat umum di negara kewalahan menangani kenaikkan angka infeksi dan kematian akibat COVID-19.
“Puluhan jenazah menunggu di ruang kecelakaan dan darurat rumah sakit di seluruh Hong Kong untuk diangkut ke kamar mayat,” kata Kepala Asosiasi Dokter Umum Hong Kong, Tony Ling, dikutip Reuters.
Jenazah-jenazah ini, sambung dia, sekarang membutuhkan waktu tambahan untuk menunggu dikumpulkan karena sumber daya yang sangat terbatas.
Keterbatasan itu disebabkan kurangnya kapasitas penyimpanan dan tenaga kerja. Namun pemerintah dan otoritas rumah sakit belum menanggapi terkait hal itu.
Terdapat lebih dari 600 kematian terkait COVID-19 di Hong Kong sejak pandemi dimulai pada 2020, lebih sedikit ketimbang di kota-kota besar lainnya. Namun, angka-angka itu terus naik setiap harinya dengan rekor 83 kematian pada Minggu (27/2). Sekitar 300 kematian sudah tercatat pada pekan lalu dengan sebagian besar penduduk belum divaksin.
Sebagian besar lansia di Hong Kong belum divaksin, meskipun baru-baru ini vaksinasi meningkat. Banyak yang meragukan untuk disuntik lantaran takut akan efek samping dan berpuas diri karena kesuksesan kota itu dalam mengendalikan COVID-19 di 2021.
Ahli kesehatan mengatakan kota yang berpenduduk 7,4 juta orang itu dapat memperkirakan kematian kumulatif yang berpotensi meningkat ke sekitar 3.206 kematian akibat COVID-19 pada pertengahan Mei.
Sekitar rata-rata 4.000 orang meninggal setiap bulan di Hong Kong, menurut data pemerintah pada 2020. Hong Kong memiliki kebijakan COVID-19 dynamic zero yang berupaya mengekang seluruh wabah, seperti di China daratan.
Kota itu sudah mencatat lebih dari 171.000 total infeksi dengan sekitar 160.000 di antaranya sejak awal Februari akibat varian Omicron yang sangat menular. Pemerintah sudah menyampaikan kepada masyarakat dalam konferensi pers beberapa hari lalu bahwa kematian sebagian besar terjadi pada orang-orang yang belum divaksin.