IPOL.ID – Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama menilai varian Deltacron adalah varian baru gabungan BA.1 dan B.1617.2 yang telah memperoleh pengakuan dari otoritas berwenang di Inggris sebagai laporan yang sedang diawasi.
Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/2), Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, “Sekarang memang dilaporkan adanya varian hibrid Deltacron ini, yang disebut gabungan BA.1 dan B.1617.2. Di Inggris varian ini dimasukkan ke dalam variant surveillance report,” katanya.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu mengatakan, ada dugaan varian baru Deltacron terbentuk pada seseorang yang tertular dua varian sekaligus, yakni BA.1 dan B.1617.2. “Tapi belum jelas apakah terjadi di Inggris atau merupakan kasus impor ke negara itu,” tambahnya.
WHO, lanjut dia, pada awal Januari 2022 menyebut ada kemungkinan seseorang dapat terserang beberapa varian SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 sekaligus.
Dia menambahkan, hingga sekarang belum ada informasi resmi dari UKHSA (otoritas Inggris) tentang kemungkinan penularan serta gejala yang timbul dari Deltacron.