IPOL.ID – Muhammad Syukur Mandar, Ketua Gerakan Golkar Baru, menilai Partai Golkar sudah waktunya bertransformasi politik. Tentunya dalam terminologi sebagai partai politik yang modern.
“Dalam sejarahnya, Golkar memang enggan mengambil peran-peran oposisi dalam suatu pemerintahan. Golkar selalu ada dalam kekuatan politik pendukung pemerintah, meskipun faktanya pada saat pemilu Golkar kalah menjadi rival dengan Capres pemenang pemilu. Tipologi politik Golkar ini dalam kacamata politik dapat dikategorikan partai penganut paham opurtunis,” kata Muhammad Syukur Mandar dalam keterangan tertulisnya yang diterima ipol.id, Minggu (21/2).
Dia menjelaskan, Golkar sangat terlatih dan telaten melayani pemerintah. Sikap loyal Golkar kepada pemerintah diterjemahkan kaku.
Akibatnya Golkar lupa mengasah jati dirinya sebagai sebuah partai politik yang modern. Di mana salah satu fungsinya adalah mengagregasi kepentingan rakyat.
“Gaya politik Golkar di era kepemimpinan AH (Airlangga Hartarto) ini, kembali lagi membawa Golkar menyerupai hidup di zaman Orde Baru. Kebiasaan Golkar sebagai anak emas rezim, di mana Golkar terbiasa menang pemilu karena campur tangan kekuasaan faktanya hari ini dihidupkan lagi. Padahal dalam kekuasaan saat ini, Golkar itu anak tiri bukan anak kandung kekuasaan,” kritiknya.