Walau dengan sederhana, warga Tionghoa tetap bisa berdoa dengan khusyu di klenteng dan vihara tanpa gebyar kembang api yang dapat mengumpulkan massa. Namun, untuk mewujudkan rasa aman tidak datang begitu saja. Di Jakarta, Polda Metro Jaya menerjunkan hampir 2000 personel Polisi mengamankan suasana khidmat bagi saudara Tionghoa.
Polri, sebagai penanggung jawab utama keamanan di Indonesia, tidak pernah mau pernah mengambil resiko atas keamanan perayaan hari raya agama nasional. Karena, perayaan agama rawan atas gangguan keamanan.
Semisal pada 2013 lalu, serangan rumah ibadah juga dilakukan kelompok teroris atas Vihara Ekayana, Duri Kepa, Jebon Jeruk Jakarta Barat. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun penyerangan terhadap rumah ibadah sangat mengusik nurani kita bersama.