“Yang paling sederhana lagi, kalau kita hidup dalam satu kompleks, misalnya. Kiri, kanan, depan belakang pelihara anjing semua. Misalnya menggonggong dalam waktu bersamaan, kita ini terganggu nggak? Artinya apa? Suara-suara ini, apa pun suara itu, harus kita atur supaya tidak jadi gangguan. Speaker di musala-masjid silakan dipakai, tetapi tolong diatur agar tidak ada terganggu,” kata Yaqut.
Anak buah Yaqut di Kementerian Agama juga telah memberikan klarifikasi terkait pernyataan tersebut. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi (HDI) Kementerian Agama, Thobib Al Asyhar, mengatakan bahwa Yaqut Cholil Qoumas sama sekali tidak membandingkan suara azan dengan suara gonggongan anjing.
Kali ini kritik datang dari semua penjuru. Bahkan PKB ikut mengkritik pernyataan ngawur tersebut.
“Lha kok ini analogikan dengan gonggongan anjing. Astaghfirullah! Kami sarankan dengan hormat agar Menag meralat dan mengakui kesalahan analoginya,” kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid.