IPOL.ID – Seorang anak kelas 3 Sekolah Dasar (SD) yakni Abizar Ahmad Maliki, 9, tercebur dan tenggelam di Waduk Rambutan 2 pada Rabu (9/3). Sayangnya nyawa bocah warga RW 06, Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur itu tidak tertolong.
Saksi mata Ahmad, 45, mengatakan, mulanya korban tercebur hingga tenggelam di Waduk Rambutan 2, ketika memancing ikan di dekat pintu air waduk sekitar pukul 10.30 WIB.
“Dia awalnya mancing ikan sama satu anak lain. Mancing ikan pakai tutup kipas angin yang dijadikan serokan. Pas lagi mancing tiba-tiba tercebur,” kata Ahmad pada wartawan di Ciracas, Rabu (9/3).
Mengetahui adanya korban tercebur ke waduk, Ahmad dan tiga warga lain yang saat kejadian sedang memancing ikan beberapa puluh meter dari titik lokasi (korban terjatuh) bergegas mencari Abizar hingga ke dasar waduk.
Proses evakuasi bocah warga kelas 3 SD tersebut sekitar 20 menit baru ditemukan. Abizar ditemukan dalam keadaan tubuh terjerembab di lumpur pada kedalaman tiga meter.
“Pas kita angkat itu kakinya dalam posisi tersangkut tutup kipas angin yang dipakai memancing. Mungkin korban tercebur karena terpeleset tutup kipas angin yang tersangkut di kaki,” ujarnya.
Rifal, 35, saksi mata yang ikut menolong korban bersama Ahmad juga membenarkan bila Abizar ditemukan dalam keadaan posisi kaki tersangkut tutup kipas angin.
Warga sekitar sempat berupaya melakukan pertolongan pertama kepada korban. Namun upaya itu tidak berhasil karena Abizar telah meninggal dunia akibat tenggelam di dasar Waduk Rambutan 2.
“Memang di sini sering ada anak-anak kecil mancing. Kita juga sudah peringatkan, usir karena takut mereka tercebur. Tapi namanya anak-anak masih ada saja yang main,” tutur Rifal.
Mendapat kabar dukacita dari warga sekitar, Ayah Abizar yakni Yoseph tampak tidak bisa menahan tangis, saat melihat jasad anaknya telah terbujur di satu teras rumah warga sekitar.
Dia tidak menyangka anaknya pamit meninggalkan rumah untuk pergi ke warung akan tewas karena tenggelam di waduk.
“Tadi saya ke warung enggak ada. Dari warung ada yang kasih tahu, langsung saya ke sini. Jenazah rencananya langsung dibawa ke rumah duka,” tutur Yoseph menahan tangis.
Atas peristiwa itu, jajaran Kecamatan Ciracas meminta Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta agar memasang pagar pengaman di tepi Waduk Rambutan 2.
Camat Ciracas, Mamad mengatakan, pagar pengaman ini guna mencegah kasus warga tercebur ke Waduk Rambutan 2. Seperti musibah yang menewaskan Abizar Ahmad Maliki usai tercebur dan tenggelam saat memancing ikan, Rabu (9/3) pukul 10.30 WIB.
“Semestinya dibuatkan pagar pengaman. Dibuat di sekitar turap untuk mencegah kasus serupa. Juga dibuatkan pelang peringatan agar anak tidak bermain disekitar waduk,” tandas Mamad di Jakarta Timur, Rabu (9/3).
Menurutnya, pagar pengaman diperlukan, karena orangtua tidak bisa selalu mengawasi anak-anaknya bermain di Waduk Rambutan 2 dengan kedalaman sekitar tujuh meter itu.
Pihak Kecamatan Ciracas juga bakal meminta agar Dinas SDA DKI Jakarta memasang pagar pengaman dipasang di Waduk lain, seperti Waduk Rambutan 1, Waduk Cimanggis, dan Waduk Rawa Babon.
“Harapan kita semua waduk jangan sampai ada kejadian seperti ini lagi mudah-mudahan satu paket susulan ke depan waduk disiapkan fasilitas pagar pengaman,” katanya.
Lain halnya Kepala Pleton Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Sektor Ciracas, Enjat Sudrajat menyarankan Dinas SDA DKI Jakarta menempatkan petugas.
Meski jajaran Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur siaga 24 jam, menurutnya, keberadaan petugas di Waduk Rambutan 2 tetap diperlukan.
“Karena walaupun ada warga melihat orang tercebur tapi belum tentu menolong. Mereka ada pertimbangan keselamatan mereka juga. Beda kalau petugas, mereka pasti menolong,” ujar Enjat.
Dengan menempatkan petugas di waduk maka saat ada kasus orang tercebur atau darurat lain, penanganan dapat dilakukan lebih cepat. Mencegah timbulnya korban jiwa.
Enjat berharap usulannya menempatkan petugas di sekitar waduk dapat diakomodir dalam usulan yang disampaikan jajaran Kecamatan Ciracas ke Dinas SDA DKI Jakarta.
“Kalau kita (pemadam kebakaran) kan siaga di sektor, butuh waktu ke lokasi. Kalau ada petugas di sekitar waduk, penanganan yang dilakukan lebih cepat,” tandasnya.
Senada dengan Enjat, Mamad menambahkan, keberadaan petugas di Waduk Rambutan 2 penting dan akan diusulkan lewat surat resmi yang dilayangkan pihaknya ke Dinas SDA DKI Jakarta.
“Seperti di RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) kan juga ada petugas di lokasi dan membantu pengelolaan. Mudah-mudahan bisa diakomodir ke Pemprov DKI,” harap Mamad. (ibl)