IPOL.ID – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 201 kali gempa susulan terjadi di Pasaman Barat, Sumatera Barat, usai gempa berkekuatan magnitudo 6,1 yang mengguncang pada Jumat (25/2) lalu.
Tren gempa susulan itu bermagnitudo fluktuatif dan menurun.
“BMKG hingga pagi ini mencatat gempa susulan di Pasaman Sumbar hingga 201 kali. Tren magnitudo fluktuatif-menurun, semoga segera stabil dan aman kembali,” kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di akun Twitter, Kamis (3/3/2022).
Identifikasi sesar aktif di Indonesia harus terus dilakukan, karena masih banyak segmen sesar aktif belum teridentifikasi dengan baik.
Dia mengatakan, beberapa gempa merusak yang bersumber dari sesar aktif belum terpetakan, seperti gempa Ambon M 6,5 pada 2019, gempa Ampana M 5,8 pada 2021, dan gempa Laut Flores M 7,4 pada 2021.
Nah, pelajaran penting dari Gempa Pasaman yang menewaskan 10 orang dijadikan gempa sesar aktif sebagai ancaman nyata.
Ia mengingatkan kewaspadaan terhadap ancaman sumber gempa Megathrust jangan sampai membuat lupa ada ancaman gempa akibat aktivitas sesar aktif lain, yang sumbernya dekat dengan masyarakat.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang wilayah Sumatera Barat pada Jumat (25/2) pagi. BMKG mencatat gempa terjadi pada pukul 8.39 WIB.
Gempa itu berlokasi di 0,14 Lintang Utara, 99,94 Bujur Timur atau 12 km Timur Laut Pasaman Barat, Sumatera Barat.