IPOL.ID – Sebanyak 153 pekerja migran Indonesia (PMI) yang berada di Ukraina dievakuasi oleh Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Evakuasi tersebut diberikan utamanya sebagai pelindungan PMI dari bahaya konflik perang Rusia vs Ukraina.
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani mengatakan, Kamis (3/3) pukul 17.00 WIB, BP2MI diwakili Deputi Kawasan Eropa Timur Tengah, Irjen Akhmad Kartiko; Deputi Kawasan Amerika Pasifik, Lasro Simbolon; Direktur Pelindungan dan Pemberdayaan Kawasan Eropa dan Timur Tengah, Hadi Wahyuningrum, melakukan penjemputan para PMI di Bandara Internasional Soekarno Hatta.
“Para PMI di dalam rombongan WNI yang dievakuasi dari Ukraina, bersama Menteri Luar Negeri dan Wakil Menteri Pertahanan juga,” kata Benny saat konferensi pers di Kantor BP2MI Jakarta, Jumat (4/3).
Benny merinci total Warga Negara Indonesia (WNI) di Ukraina ada sebanyak 153 orang. Dari 153 WNI tersebut di antaranya yang memilih untuk bertahan di Ukraina sebanyak 54 orang, terbagi dalam situasi masih berbahaya di Chemihiv sebanyak 9 orang, di Kharkhlv 5 orang, yang memilih tidak ikut evakuasi sebanyak 22 orang dan data tidak terkonfirmasi/invalid sebanyak 6 orang.
“Terkonfirmasi telah berada di Indonesia sebanyak 1 WNI dan tidak melalui perbatasan sebanyak 11 WNI,” ungkap Benny.
Selanjutnya, yang berhasil dievakuasi 95 WNI (melalui Lviv 10 orang, Moldova 59 orang, dan Oddesa 26 orang), evakuasi mandiri sebanyak 4 orang. Para WNI yang dievakuasi antara lain berusia dewasa ada 133 orang dan 20 anak-anak.
Perlu diketahui, kondisi kesehatan yang demam dan batuk-batuk sebanyak 2 orang dan reaktif Covid-19 ada 2 orang. Sehingga, lanjut Benny, masih ada 14 WNI yang tidak ikut pulang bersama rombongan ke Tanah Air.
Karena mayoritas dari mereka terpapar Covid-19. Dari tes dilakukan, 12 orang diketahui positif. Sedangkan dua orang lainnya memilih tinggal di Bucharest menemani anak mereka yang positif COVID-19. Enam orang di antaranya diketahui juga positif.
“Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bucharest bakal terus memantau 14 orang itu, jika kondisi kesehatan memungkinkan, mereka akan dipulangkan dengan pesawat komersial,” ungkap Benny.
“Seluruh PMI yang dievakuasi itu telah menjalani tes Covid-19 dan dinyatakan bebas Covid-19,” tambahnya.
Berdasarkan prokes berlaku di Indonesia, seluruh PMI yang tiba bakal dilakukan pemeriksaan kesehatan dari TIM Kesehatan Bandara Soetta. Mereka bakal menjalani karantina di Wisma Pasar Rumput Tower 1 lantai 24.
“Upaya evakuasi adalah bukti nyata sinergi dan kolaborasi positif antar Kementerian/Lembaga tuk memberikan pelindungan bagi PMI dan keluarganya sebagaimana diamanatkan UU No 18/2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia,” papar Benny.
Data dari Kementerian Luar Negeri, terdapat 80 WNI dan 3 WNA merupakan keluarga dari WNI berada di dalam rombongan yang dievakuasi dari Ukraina Kamis kemarin.
“Termasuk dalam rombongan ada sebanyak 30 (tiga puluh) PMI yang dievakuasi dari Ukraina kembali ke Tanah Air. Para PMI terdiri dari 29 orang perempuan dan 1 orang laki-laki mayoritas merupakan PMI yang bekerja sebagai spa terapis asal Bali,” ujarnya.
BP2MI, sambung Benny, siap membantu memfasilitasi para PMI pulang ke daerah asalnya, setelah selesai menjalani masa karantina. “Kami akan berkoordinasi terus dengan Satgas Covid-19, Kementerian Luar Negeri, UPT BP2MI di Jakarta dan daerah, serta pihak instansi terkait lainnya dalam proses pemulangan PMI,” pungkasnya.
Ditegaskannya, proses pemulangan WNI kategori pekerja migran akan dipulangkan ke keluarga/kampung halaman mereka. Semuanya bebas biaya karena menjadi tanggung jawab BP2MI.
Jika mereka ingin menyambung bekerja di negara lain maka BP2MI bakal kordinasikan kepada agensi mereka. “Tentunya BP2MI tak ingin mereka kehilangan pekerjaan,” ujarnya. (iqb/msb)