IPOL.ID – Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr. Daryono menyampaikan, dalam peristiwa gempa bumi di Nias Selatan, dampak gempa Siberut Magnituto (M)6,7 mengakibatkan 1 unit bangunan rumah penduduk rusak, Senin (14/3).
“Selain itu, satu orang warga mengalami luka ringan di Kecamatan Hibala, Kepulauan Batu, Nias Selatan,” terang Daryono dikonfirmasi ipol.id, Senin (14/3).
Dampak pascagempa M6,7 di Daerah Nias Selatan tersebut. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal segera mengirimkan tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan penilaian, Senin (14/3).
Dalam pantauan BNPB terhadap fenomena gempa tersebut menyebutkan, warga merasa guncangan lemah 1-3 detik di Kabupaten Pasaman. Masyarakat tidak panik karena guncangan gempa M6,7 yang terjadi pada Senin (14/3) pukul 04.09 WIB. Sama halnya dengan warga Kabupaten Pasaman Barat, mereka merasakan guncangan lemah 1 hingga 3 detik.
Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto menekankan kepada para pemangku kepentingan untuk melakukan prioritas pertama yaitu keselamatan masyarakat. Dia pun berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan tidak perlu panik atau takut.
“Dengan terjadinya gempa ini, masyarakat tetap harus waspada tapi tidak perlu panik dan tidak takut,” tutur Suharyanto dalam konferensi pers secara virtual pada Senin (14/3).
Suharyanto mengimbau, pemerintah daerah dan masyarakat agar tetap siaga dalam menghadapi potensi gempa susulan dari segmen megathrust Mentawai. BNPB melalui TRC akan memberikan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam upaya penanganan darurat bencana sesuai kebutuhan di lapangan.
Dia berpesan, jika akan beraktivitas di dalam ruangan, perhatikan jalur evakuasi keluar yang mudah jika terjadi kondisi darurat.
“Berdasarkan pengalaman pada gempa-gempa sebelumnya, terjadinya korban bukan akibat gempa tetapi akibat bangunan yang roboh,” katanya.
Suharyanto juga meminta masyarakat menunjuk orang yang dituakan atau beberapa orang yang bisa memimpin dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencari tempat aman jika terjadi gempa.
Menghadapi situasi darurat, barang kebutuhan pribadi yang harus disiapkan, antara lain obat-obatan, makanan, senter atau charger, harus segera disiapkan paling tidak 3 hari dalam tas siaga.
Kepala BNPB juga meminta pemerintah daerah dan aparat TNI segera menyiapkan aksi berdasarkan rencana kontinjensi yang telah disusun. Personel TNI-Polri segera turun dalam membantu kesulitan masyarakat akibat gempa bumi tersebut.
“Kami memohon juga pimpinan daerah mulai kepala desa, camat, bupati, wali kota dan gubernur untuk turun dan memimpin aksi-aksi penanganan gempa dan melakukan perencanaan sesuai rencana kontinjensi yang telah dibuat,” tukasnya.
Sementara itu, BNPB masih terus melakukan koordinasi dengan BPBD terdampak, seperti di Kabupaten Nias Selatan, Kota Padang, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota Pariaman, Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat. Sejumlah warga di beberapa wilayah tersebut merasakan guncangan dengan intensitas sedang hingga sangat kuat dengan durasi waktu berbeda. (ibl)