Adapun untuk musim kemarau sendiri tahun ini diperkirakan mundur dari jadwal biasanya. Diperkirakan kemarau baru dimulai April nanti dengan puncak Agustus nanti.
“Dalam prakiraan, musim kemarau 2022 akan datang lebih lambat dari normalnya dengan intensitas yang mirip dengan kondisi musim kemarau biasanya,” jelasnya.
Sedangkan untuk curah hujan semasa musim kemarau nanti, diperkirakan ada beberapa wilayah yang mengalami musim kemarau dengan intensitas hujan lebih sedikit dari biasanya.
Adapun wilayah tersebut meliputi wilayah Sumatera Utara bagian utara, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian Utara, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, sebagian Sulawesi, dan Maluku akan mengalami kemarau dengan curah hujan yang lebih kering.
Maka dari itu, Dwikorita mengimbau kepada seluruh lembaga pemerintahan terkait dan pemerintah daerah masing-masing untuk mengantisipasi bencana yang umumnya terjadi saat musim kemarau.
“Dimohon untuk lebih siap dan antisipatif terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis kebakaran hutan dan lahan dan ketersediaan air bersih,” jelasnya.