Menurut Agung, begitu banyak pesan penting yang bisa diambil dari keberhasilan Bagas/Fikri di All England ini. Kemenangan ganda putra pelapis ini menunjukkan bahwa proses regenerasi di sektor ganda putra pelatnas berjalan mulus.
“Ketika Marcus/Kevin dan Hendra/Ahsan terus menguasai rangking teratas dunia, serta Fajar/Rian di 10 besar dunia, kita sudah memiliki jagoan baru pada diri Bagas/Fikri. Ini menambah banyak pasangan muda potensial yang kita miliki seperti Leo Rolly/Daniel Marthin dan Pramudya/Yeremia Rambitan. Kita punya stok ganda putra yang melimpah,” sebut Agung.
“Pesan pentingnya, pembinaan ini sudah berada di jalur yang benar. Regenerasi berjalan baik. Ketika para pemain pelapis diberi kesempatan, mereka mampu menjawab dengan prestasi nyata. Ke depan, pemain-pemain muda akan kita beri kesempatan seluas-luasnya agar berprestasi,” tutur Agung.
Selain itu, menurut Agung, keberhasilan tiga pasangan Bagas/Fikri, Marcus/Kevin, dan Hendra/Ahsan yang menguasai babak semifinal All England, juga merupakan sejarah baru. Prestasi hebat ini mengulang kejayaan pemain Indonesia di All England tahun 1994, 1995, dan 2001, dimana Indonesia juga berhasil menempatkan tiga wakil ganda putra di babak semi final turnamen prestisius tersebut.