Pada 2021, Indonesia mulai mengekspor bahan setengah jadi dan jadi. Untuk ekspor nikel, nilainya melompat dari Rp20 triliun pada 2014, menjadi US$20,8 miliar atau Rp300 triliun. “itu baru satu komoditas yang namanya nikel. Padahal kita memiliki bauksit untuk alumina, tembaga, timah, emas, dan komoditas-komoditas perkebunan dan pertanian. Betapa kalau ini satu persatu kita memiliki keberanian untuk bilang stop munculnya angka-angka yang tadi saya sampaikan,” ujarnya.
Selain itu, kata Jokowi, penghentian ekspor bahan mentah juga akan menciptakan lapangan kerja baru. Negara juga berpotensi mendapat sumber-sumber penerimaan yang lebih besar dari pajak.“Yang kedua, Bu Menkeu bisa pungut pajaknya. PPh-nya ambil, PPN-nya ambil lebih gede, bea ekspor, PNBP dapat semuanya,” ujarnya.
Apabila kebijakan itu terus dilakukan dan diperluas ke jenis komoditas lain, maka investasi di dalam negeri akan naik signifikan. Jokowi yakin, barang seperti lithium baterai, IV baterai, kendaraan listrik, sodium ion, semikonduktor akan bisa diproduksi di dalam negeri. Sekali lagi Jokowi menekankan bahwa Indonesia tak gentar meski terus diancam bakal digugat di WTO. “Ya tadi ditakut-takuti terus. Tak gugat di WTO, tak gugat di WTO. Gugat lah,” ujarnya.