IPOL.ID – Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum), Fadil Zumhana menyetujui permohonan perkara yang dihentikan berdasarkan keadilan restorative untuk tersangka kasus dugaan penggelapan, Muh Fajar Caronge.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Makassar pun langsung diperintahkan untuk menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) oleh Jampidum.
Kapuspenkum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana, mengungkapkan, ada sejumlah alasan penuntutan terhadap tersangka bisa dihentikan berdasarkan keadilan restoratif.
Di antaranya, tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana dan ancaman pidana denda atau penjara tidak lebih dari lima tahun. Selain itu antara korban dengan tersangka telah sepakat untuk berdamai.
“Di mana tersangka telah meminta maaf kepada korban atas perbuatan yang dilakukan dan berjanji tidak akan mengulanginya kembali, serta korban telah memaafkan perbuatan tersangka,” kata Sumedana, Sabtu (16/4).
Adapun kasus penggelapan yang dilakukan oleh tersangka itu terjadi pada 13 November 2021 sekitar pukul 17.00 WITA di Jalan Ramang Perum Gelora Baddoka Indah G1 No. 21, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
Tersangka selaku kurir pengantar barang pada perusahaan PT SAP Express Kota Makassar ditugaskan mengantarkan paket kepada beberapa pelanggan dengan sistem Cash on Delivery (COD) atau pembayaran langsung setelah paket diterima. Atas pengantaran beberapa paket tersebut, tersangka memperoleh uang sebesar Rp4.744.760.
Saat itu, ketika selesai mengantarkan seluruh paket dan memperoleh uang tersebut, tersangka harus menyetorkan uang sebesar Rp4.744.760 kepada PT SAP Express Kota Makassar. Namun tersangka tidak memberikan uang tersebut kepada perusahaan tempat dia bekerja dikarenakan membutuhkan uang untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarga.
“Di mana dia memiliki dua anak yang masih kecil berusia satu tahun dan tiga tahun,” papar Sumedana.
Akibat perbuatan tersangka, PT SAP Express Kota Makassar akibat tidak menerima setoran sebesar Rp4.744.760.
“Namun kerugian itu kini telah diganti oleh tersangka sesuai dengan nominal kerugian uang yang dialami korban sebesar Rp4.700.000,” tutup Kapuspenkum. (ydh)