IPOL.ID – Tujuh pekan dikepung pasukan Rusia, Kota Mariupol hancur rata dengan tanah. Gambaran mengerikan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, saat hafir dalam acara “Face the Nation” CBS, Senin (18/4).
Menurut pejabat Kiev, kota itu sudah lenyap karena diratakan dengan tanah oleh pasukan Rusia. Mereka putus asa dalam usahanya merebut kota pelabuhan itu sehingga membuat keputusan drastis dengan cara meratakan Mariupol dengan tanah. “Kota itu (sudah) tidak ada lagi,” klaim Kuleba.
Dia menambahkan, pasukan Ukraina dan sekelompok besar warga sipil di kota pelabuhan itu masih dikepung oleh pasukan Moskow. “Mereka berjuang, tapi dari cara tentara Rusia berperilaku di Mariupol, Moskow memutuskan untuk meruntuhkan kota dengan cara apa pun,” tuding Kuleba.
Dirinya memperkirakan perang akan berlanjut dalam beberapa pekan mendatang. Sementara wilayah pertempuran sengit dan serangan besar-besaran Rusia akan terjadi di wilayah Donbass, Ukraina timur. Serangan rudal akan berlanjut di Kiev dan kota-kota lainnya di Ukraina.
Pemboman nonstop dan pertempuran jalanan di Mariupol telah membuat sebagian besar kota itu menjadi puing-puing dan menewaskan sedikitnya 21.000 orang. Korban jiwa itu menurut perkiraan Pemerintah Ukraina.
Sebuah rumah sakit bersalin di sana telah terkena serangan udara mematikan pada minggu-minggu awal perang, dan sekitar 300 orang dilaporkan tewas dalam pengeboman sebuah teater tempat warga sipil berlindung. Pengepungan Mariupol telah menyebabkan sekitar 100.000 warga, yang tersisa dari populasi sebelum perang 450.000 orang, terperangkap tanpa makanan, air, panas atau listrik.
Di sisi lain, militer Rusia memperkirakan 2.500 pasukan Ukraina bertahan di pabrik baja raksasa dengan lorong lorong bawah tanah di kantong perlawanan terakhir di Mariupol.
Rusia diketahui menetapkan batas waktu tengah hari pada Minggu bagi pasukan Ukraina di Mariupol untuk menyerah atau mati. Sedangkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menegaskan, jatuhnya Mariupol dapat mengakhiri segala upaya perdamaian yang dirundingkan.
“Penghancuran semua orang kami di Mariupol dapat mengakhiri format negosiasi apa pun,” ancam Zelensky.
Kuleba mengonfirmasi pada hari Minggu bahwa untuk sementara tim perunding tingkat ahli melakukan kontak dengan Moskow.