IPOL.ID – Negara Kesatuan Republik Indonesia menyimpan banyak keanekaragaman budaya, senjata, pakaian daerah sampai dengan makanan tradisionalnya. Melimpahnya kekayaan alam dan ragam budaya tersebut tidak ditemui di belahan dunia manapun.
Sehingga, wajib hukumnya bagi setiap anak bangsa, generasi penerus untuk dapat melestarikan kekayaan keragaman budaya yang dimiliki bangsa ini. Terlebih di era teknologi canggih saat ini, era revolusi industri 4.0.
Anggota Komisi 1 DPR RI, H. Bobby Adhityo Rizaldi mengungkapkan, keragaman budaya tersebut meliputi hampir seluruh aspek. Mulai dari bahasa, upacara, pakaian, rumah adat, makanan tradisional, alat musik tradisional, tarian daerah hingga senjata tradisional.
“Terdapat tiga wujud yang mendorong terjadi pembentukan kebudayaan. Wujud pertama adalah wujud kebudayaan sebagai gagasan, ide, nilai atau norma. Kedua adalah wujud kebudayaan sebagai aktivitas atau pola tindakan manusia dalam bermasyarakat misalnya, kerjasama atau gotong royong. Wujud ketiga dari kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia, misalnya candi, artefak, kain batik, dan sebagainya,” terang Bobby saat memaparkan materinya dalam webinar bertajuk “Ngobrol Bareng Legislator : Melestarikan Budaya Lewat Media Sosial” pada Selasa (12/4).
Menurutnya, ada berbagai keuntungan jika seorang anak bangsa mampu melestarikan budaya negerinya. Di antaranya dapat memperkukuh persatuan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mampu meneguhkan jati diri bangsa, serta membangun karakter bangsa yang kuat.
“Selain itu, melestarikan budaya juga dapat meningkatkan ketahanan budaya, membangun keharmonisan dalam keanekaragaman budaya bangsa, memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, memperkuat keberlanjutan pembangunan nasional, dan memperkuat budaya maritim Indonesia,” katanya.
Untuk melakukan itu semua, sambung Bobby, dapat dijalani dari berbagai aspek kehidupan. Misalnya, melalui media sosial.
Dia menjelaskan bahwa alangkah baiknya, jika perkembangan digital ini dapat dimanfaatkan oleh anak bangsa untuk melestarikan budaya. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh seorang content creator Tanah Air, Juju Onyols.
Sebab, menurut dia, secara tidak sadar bahwa di era digital saat ini, peran sosial media sungguh berdampak untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya.
“Caranya, antara lain cukup aktif di media sosial, buat akun publik tentang daerah, serta posting hal-hal unik di daerah,” ujarnya.
Jika hal itu dapat diterapkan, maka secara tidak langsung para pengguna media sosial sudah berkontribusi untuk meningkatkan nilai bangsa, dan mempertahankan originalitas masyarakat Indonesia.
Tidak hanya itu, melestarikan budaya melalui media sosial juga dapat membantu terbentuknya masyarakat yang toleran. Memanfaatkan kecanggihan zaman sebagai alat pemersatu bangsa.
“Terdapat sebuah kutipan dari Maisie Junardy, Man’s Defender mengenai budaya, dia mengatakan bahwa, ‘Budaya tidak pernah berakhir, selalu ada yang baru. Selalu ada bentuk kesenian yang baru, gerak tari, lagu, lukisan. Budaya adalah kisah tanpa akhir,'” tutup dia. (ibl/msb)