IPOL.ID – Pendakwah Haikal Hasan kembali mendapat penolakan warga saat akan menyampaikan ceramah. Viral di media sosial sebuah video memperlihatkan momen Haikal Hassan ditolak saat akan berceramah di Masjid Raya Pematangsiantar.
“Haikal Hassan ditolak mau ceramah di Pematangsiantar, Sumatera Utara,” demikian narasi dalam video tersebut.
Dalam video yang dilihat pada Jumat (1/4/2022), tampak sejumlah orang berdialog di dalam masjid. Dan Haikal Hassan terlihat duduk di antara orang-orang tersebut
Situasi memanas karena seseorang yang disebut sebagai pengurus Badan Kenaziran Masjid (BKM) pergi dari kerumunan dialog itu.
Dengan tegas, pengurus BKM tersebut berkukuh menolak Haikal berceramah.
“Yang jelas, saya belum pernah dapat izin. Saya nggak mau berdebat, ini rumah saya,” ucap pengurus BKM itu.
Nah, sejumlah orang yang bersama Haikal tampak marah lantaran Haikal Hassan tidak diizinkan berceramah. “Ini rumah Allah,” kata seseorang.
Lalu, Haikal Hassan pergi meninggalkan masjid. Dia juga mengajak pergi orang-orang yang bersamanya.
Sebelumnya, babe Haikal juga diusir oleh sejumlah orang, di Kota Malang.
Pengusiran itu juga viral di media sosial. Peristiwa tersebut terjadi, pada Sabtu, 22 Januari 2022 lalu.
Dalam video berdurasi 1 menit 12 detik tersebut, terlihat Haikal sedang berada di Gedung Muammalah, Jalan Nusakambangan, Malang.
Sesuai rencana, Ia akan menghadiri pertemuan khusus dengan ummahat, melakukan acara peresmian dan pengukuhan pengurus PA 212, sekitar pukul 15.30 WIB.
Terlihat juga, saat itu, Babe Haikal menggunakan baju berwarna putih, serta dikawal oleh Polisi dan TNI. Sejumlah warga menolak kedatangan Haikal, di tempatnya.
Sejumlah warga mengusir Babe Haikal dengan tegas dan tidak main-main.
Bahkan, ketika Babe Haikal berusaha untuk melakukan dialog bersama para warga, mereka malah benar-benar meminta Haikal segera meninggalkan Kota Malang.
“Tolak, tolak Haikal. Usir Haikal sekarang juga,” tegas salah satu warga.
Pada akhirnya, agenda pertemuan Babe Haikal dengan ummahat di tempat tersebut gagal dilaksanakan. Hal ini merupakan akibat dari banyaknya warga yang melakukan penolakkan, sehingga membuat keadaan tak memungkinkan