IPOL.ID – Emmanuel Macron mengalahkan saingan sayap kanan Marine Le Pen. Dia mengakui ketidakpuasan dengan masa jabatan pertamanya dan mengatakan akan berusaha untuk menebus kesalahan.
Dilansir Reuters pada Senin (25/4), pendukungnya menyambut gembira saat hasilnya muncul di layar raksasa di taman Champ de Mars dekat menara Eiffel.
Para pemimpin di Berlin, Brussel, London dan sekitarnya juga menyambut baik kekalahan Le Pen yang nasionalis dan skeptis.
Dengan 97% suara dihitung, Macron berada di jalur untuk mendapatkan 57,4% suara yang solid, demikian angka dari kementerian dalam negeri.
Namun dalam pidato kemenangannya dia mengakui bahwa banyak yang hanya memilih dia hanya untuk menjauhkan Le Pen dan dia berjanji untuk mengatasi perasaan banyak orang Prancis bahwa standar hidup mereka sedang merosot.
“Banyak orang di negara ini memilih saya bukan karena mereka mendukung ide-ide saya, tetapi untuk mencegah ide-ide sayap kanan. Saya ingin berterima kasih kepada mereka dan tahu bahwa saya berhutang budi kepada mereka di tahun-tahun mendatang,” katanya.
“Tidak seorang pun di Prancis akan ditinggalkan di pinggir jalan,” katanya dalam pesan yang telah disebarkan oleh para menteri senior yang berkeliling di stasiun TV Prancis.
Dua tahun gangguan akibat pandemi dan lonjakan harga energi yang diperburuk oleh perang Ukraina melambungkan masalah ekonomi ke depan kampanye.
Meningkatnya biaya hidup telah menjadi beban yang meningkat bagi orang-orang termiskin di negara ini.
Le Pen dengan cepat mengakui kekalahan. Tapi dia bersumpah untuk terus berjuang dengan pemilihan parlemen pada bulan Juni.
“Saya tidak akan pernah meninggalkan Prancis,” katanya kepada para pendukung yang meneriakkan “Marine! Marine!”