IPOL.ID – Pemimpin Denmark dari partai sayap kanan Stram Kurs, Rasmus Paludan membakar Al-Quran di daerah berpenduduk muslim Linkoping, Swedia, Kamis (14/4).
Tindakan penistaan oleh Rasmus Paludan itu di bawah perlindungan polisi.
Rasmus Paludan membakar kitab suci umat Islam itu mengabaikan protes massa. Sekitar 200 demonstran berkumpul di alun-alun untuk memprotes tindakan biadab itu.
Mereka mendesak polisi menghentikan pemimpin rasis itu melakukan tindakannya. Namun polisi mengabaikannya.
Insiden pecah dan kelompok tersebut menutup lalu lintas dan melempari polisi dengan batu.
“Kita hidup dalam masyarakat demokratis dan salah satu tugas terpenting polisi adalah memastikan bahwa orang dapat menggunakan hak mereka yang dilindungi secara konstitusional untuk berdemonstrasi dan mengekspresikan pendapat mereka,” ujar Kepala Polisi Nasional Swedia, Anders Thornberg, seperti dikutip dari Al Jazeera.
“Polisi tidak bisa memilih siapa yang berhak, tetapi harus selalu turun tangan jika terjadi pelanggaran,” katanya.
Politisi asal Turki Mikail Yuksel, yang mendirikan Partai di Swedia mengatakan provokasi Islamofobia dari politisi anti-Islam rasis di bawah perlindungan polisi terus berlanjut di kota-kota di seluruh Swedia.
Yuksel mengatakan Paludan secara khusus memilih lingkungan yang padat penduduk Muslim dan tempat-tempat dekat masjid untuk provokasi.
“Di Swedia, yang membela hak asasi manusia, kebebasan beragama dan hati nurani dengan nada tertinggi, Al-Qur’an dibakar di lingkungan Muslim di bawah perlindungan polisi,” katanya
Dia menambahkan bahwa polisi juga menyerukan umat Islam untuk menggunakan akal sehat karena kitab suci mereka dibakar tepat di depan mata mereka.
Pemimpin Partai Sayap Kanan Denmark Bakar Al-Quran di Bawah Perlindungan Polisi di Swedia
