Angka ini tentu berada di bawah rata-rata global, yaitu 20%. Hal ini disebabkan oleh jumlah pekerja perempuan di sektor keuangan yang ternyata hanya 39,5%.
Oleh karena itu, menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, dibutuhkan program khusus untuk perempuan di lembaga keuangan.
Saat ini pengembangan produk-produk dan layanan perbankan terutama untuk perempuan perlu menjadi area yang bisa ditingkatkan di dalam meningkatkan peranan perempuan di dalam perekonomian dan di industri perbankan.
“Lembaga keuangan belum memiliki program khusus untuk perempuan di dalam rangka meningkatkan akses perempuan terhadap layanan keuangan. Kenapa diperlukan suatu program khusus? Karena memang perempuan sering dihadapkan pada kondisi yang berbeda dengan laki laki. Mereka sering by default melaksanakan kegiatan rumah tangga yang lebih dominan. Dan oleh karena itu, dari sisi akses terhadap layanan keuangan perlu untuk diberikan suatu kekhususan sehingga mereka tidak terhalangi untuk bisa mendapat pelayanan sektor keuangan,” jelas Sri Mulyani dalam paparan kuncinya di virsem LPPI itu.