IPOL.ID – Sejauh ini, penyebaran virus Corona (Covid-19) telah mengakibatkan banyak pekerja yang terdampak PHK. Di antaranya para pekerja di dunia pariwisata.
Sejak dua tahun virus itu melanda, hampir seluruh bidang pariwisata di Tanah Air berada di ujung tanduk, bak mati suri.
Padahal, sektor pariwisata menjadi salah satu ujung tombak dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Pariwisata menjadi salah satu sektor yang terimbas begitu parah akibat Pandemi Covid-19.
“Misalnya di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menyajikan bidang sangat menonjol, seperti bidang pertanian, perikanan, pariwisata dan lain-lain. Namun selama Covid-19 melanda, banyak pekerja yang melangsungkan kehidupannya dari sektor pariwisata, telah terjadi banyak sekali orang-orang yang kehilangan pekerjaannya, bergantung pada sektor wisata,” tutur Wakil Ketua Komisi I DPR RI, H. Bambang Kristiono dalam kegiatan Webinar, Ngobrol Bareng Legislator bertajuk “Mengembangkan Sektor Pariwisata pada Era Digital” pada Senin (18/4).
Atas dasar itu, Wakil Rakyat asal daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat II tersebut mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk kembali membangkitkan sektor wisata di Tanah Air.
“Peningkatan wisatawan yang masuk ke Indonesia diharapkan mampu memperbaiki nilai ekonomi Indonesia. Bukan hanya Lombok saja, terdapat banyak sekali jenis destinasi tempat pariwisata yang mengagumkan,” ungkapnya.
Untuk mengupayakan hal tersebut, Bambang menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi menjadi salah satu jalan. Mengingat, perkembangan digitalisasi kini tengah meningkat begitu pesat.
“Sebagai media promosi, dengan memanfaatkan ruang digital kita mampu menjangkau daerah yang lebih luas sebagai media promosi destinasi daerah wisata yang kita miliki,” katanya.
Melanjutkan hal tersebut, Chief Community Officer Teman Parekraf Nasional (TEPANAS), Panca R Sarungu menambahkan, kini, terdapat banyak aplikasi yang dapat digunakan sebagai media promosi.
“Seperti instgram, tiktok, YouTube, telegram, twitter, whatsApp, dan masih banyak lainnya,” paparnya dalam kesempatan yang sama.
Menurut dia, ada beragam cara yang dapat dilakukan oleh para pelaku usaha pariwisata dalam memasarkan produknya di masa pandemi ini.
“Tentu harus hemat anggaran pemasaran, dan hindari diskon besar-besaran yang akan berdampak pada merek Anda. Lalu yang terpenting lainnya adalah harus menjaga hubungan dan menunjukkan empati. Kemudian tinjau portofolio dan penawaran Anda, serta menyelaraskan kebutuhan dan perilaku pelanggan baru,” paparnya.
Momentum perkembangan era digital ini, sambung Panca, harus dimanfaatkan dengan optimal. “Harus mampu beralih ke momentum online. Kota harus berkolaborasi, adaptif, dan berinovasi,” tandasnya. (ibl/msb)