IPOL.ID – Tiga puluh tahun setelah massa menghancurkan masjid bersejarah di Ayodhya, memicu gelombang pertumpahan darah sektarian yang menewaskan ribuan orang, kini kelompok fundamentalis Hindu India mengincar situs Muslim lainnya — bahkan Taj Mahal yang terkenal di dunia.
Didorong oleh Perdana Menteri nasionalis Hindu Narendra Modi, dibantu oleh pengadilan dan didorong oleh media sosial, kelompok-kelompok pinggiran percaya bahwa situs-situs itu dibangun di atas kuil-kuil Hindu, yang mereka anggap sebagai representasi dari agama “sejati” India.
Saat ini yang paling dalam bahaya adalah masjid Gyanvapi yang berusia berabad-abad di Varanasi, salah satu kota tertua di dunia yang terus dihuni, tempat umat Hindu dikremasi oleh Sungai Gangga.
Laporan pekan lalu mengklaim bahwa survei masjid yang dimandatkan pengadilan telah menemukan shivalinga, representasi phallic dari dewa Hindu Siwa, di situs tersebut.
“Ini berarti itu adalah situs sebuah kuil,” menteri pemerintah Kaushal Kishore, seorang anggota partai BJP Modi, dilansir AFP, Jumat (20/5/2022).
Dia mengatakan bahwa umat Hindu sekarang harus berdoa di sana.
Bahkan, umat Muslim telah dilarang melakukan wudhudi tangki air tempat ditemukannya dugaan peninggalan Hindu.
Kerusuhan Agama
Ketakutan sekarang adalah bahwa tempat ibadah Islam akan mengikuti jalan masjid Ayodhya, yang diyakini kelompok Hindu dibangun di tempat kelahiran Ram, dewa lain.
Hiruk pikuk penghancuran gedung berusia 450 tahun itu pada 1992 memicu kerusuhan agama yang menewaskan lebih dari 2.000 orang, sebagian besar Muslim, yang jumlahnya 200 juta di India.
Pembongkaran itu juga merupakan momen penting bagi Hindutva — supremasi Hindu — yang membuka jalan bagi naiknya Modi ke tampuk kekuasaan pada tahun 2014.
Prinsip inti gerakan ini telah lama adalah bahwa Hindu adalah agama asli India, dan bahwa segala sesuatu yang lain — dari Mughal, yang berasal dari Asia Tengah, hingga Inggris — adalah asing.
Beberapa kelompok bahkan telah mengarahkan pandangan mereka ke situs warisan dunia UNESCO Taj Mahal, monumen paling terkenal di India yang menarik jutaan pengunjung setiap tahun.
Meskipun tidak ada bukti yang kredibel, mereka percaya bahwa makam abad ke-17 dibangun oleh kaisar Mughal Shah Jahan di situs kuil Siwa.
“Itu dihancurkan oleh penjajah Mughal sehingga sebuah masjid dapat dibangun di sana,” Sanjay Jat, juru bicara organisasi garis keras Hindu Mahasabha, mengatakan kepada AFP.
Bulan ini sebuah petisi pengadilan diajukan oleh seorang anggota partai Modi yang mencoba memaksa badan arkeologi India, ASI, untuk membuka 20 kamar di dalamnya, yang diyakini berisi berhala-berhala Hindu.
ASI mengatakan tidak ada idola seperti itu dan pengadilan dengan cepat menolak petisi tersebut.