IPOL.ID – Ibu-ibu muda, milenial dewasa ini tetap dapat berdaya meraih cuan/keuntungan meski berada di rumah. Dengan menjadi influencers atau selegram, para ibu dapat mengandalkan teknologi digital. Untuk itu, NAFS Influencers hadir guna mengedukasi ibu-ibu agar menjadi influencers bernilai lebih dan bermanfaat.
Salah satu Founder NAFS Influencers, Navisa Ramadhani mengatakan, pada hari ini, NAFS Influencers menggelar kegiatan Halal Bihalal NAFS Influencers dengan tema “Mempererat Tali Silaturahmi”.
“Tujuannya untuk mempererat tali silaturahmi dan menjalin silaturahmi yang lebih baik lagi antar para influencers dan selegram di dunia perinfluencer-an,” tutur Navisa didampingi Aya Choiriyah dan Nurfarachim yang juga Founder NAFS Influencers saat kegiatan Halal Bihalal NAFS Influencers di Hotel Harper, Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (28/5).
Lebih dalam, sambung dia, karena ada info pandemi menuju endemi, kemudian NAFS Influencers memulai acara secara off line, baru kali ini. Sebelumnya dalam berkegiatan, NAFS melakukannya via daring/online, disamping pekerjaan kerjasama NAFS sendiri dengan sejumlah brand.
Navisa menjelaskan, NAFS Influencers khususnya memberikan seperti nilai lebih kepada talent-talent yang lebih menonjol. Sebab, biasanya permintaan brand atau kerjasama lebih tinggi kepada talent-talent yang memiliki konten, ide lebih menarik, dan lebih maju dari konten-konten talent lainnya.
NAFS, katanya, berdiri untuk berbagi pengetahuan, memberikan edukasi, tetap hedon dan berdaya dari rumah. NAFS Influencers dapat menjadi penghubung brand ke publik. Sebuah wadah untuk menjadi rumah bagi para selegram, influencers.
Nah, edukasi yang diberikan NAFS Influencers, lebih kepada kerjasama kepada brand. Intinya memberikan yang terbaik untuk brand, misalnya untuk kerjasama sebagai influencers dan selegram yang membantu mempromosikan.
“Mempromosikan dalam membangun branding yang bagus, baik terhadap brand itu sendiri. Maupun untuk selegram dan influencers itu sendiri,” tukas dia.
Navisa mengungkap, pada NAFS Influencers terbagi dalam tiga kategori Influencers. Misalnya, pada nano dari 0-9.999 followers, di mikro dimulai diangka 10.000-99.999 followers, begitu juga di makro diatas 100.000 followers.
Seperti diketahui bahwa saat ini sekitar 200-300 talent, influencers dan selegram tergabung dalam NAFS Influencers. Influencersnya ada dari Jakarta, Depok, Cikampek, Purwakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Palembang dan masih banyak lagi.
“Jadi banyak sekali yang sudah tergabung di NAFS Influencers, sehingga kita bisa menjalin kerjasama yang baik dengan para brand,” ungkap Navisa yang juga Ketua Panitia Halal Bihalal NAFS Influencers pada ipol.id.
Dalam menjangkau UMKM, lanjutnya, biasanya ada, namun tidak sesering brand yang besar. Karena mungkin UMKM kerjasamanya terbatas dan terkadang hanya mencakup sebagian dari NAFS Influencers itu sendiri.
Diharapkan, kedepannya NAFS Influencers dapat berkembang lebih besar, lebih menjangkau banyak brand besar lainnya. Lebih bisa merekrut talent-talent yang lebih berbakat. Menjadi wadah untuk lebih kreatif dan berkarya di NAFS.
Dia pun berpesan kepada seluruh para Influencers, kiranya bisa menjadi diri sendiri untuk mengerjakan sebuah pekerjaan sebagai influencers. Dan jangan pernah malu untuk terus belajar. “Meski nanti sudah terkenal walaupun begitu tetap harus belajar dan belajar di dunia entertainment ini,” katanya.
Sementara itu, Influencers, Tri asal Bandung, Jawa Barat, mengatakan, selama mengikuti kegiatan NAFS Influencers banyak membuat perubahan pada hidupnya. Terutama dia memiliki visi dan misi ingin menjadi ibu yang berdaya di rumah.
“Setelah mengikuti kegiatan di NAFS Influencers saya dapat beberapa penghasilan dan bersyukur bisa bergabung dalam keluarga NAFS. Kata ibu-ibu cuma boleh di rumah ngurus anak, sudah tidak zamannya lagi. Jadi ibu-ibu harus berdaya dan menghasilkan duit dari rumah,” ujar perempuan berhijab itu.
Dirinya juga baru saja mendapatkan sejumlah job setelah bergabung ke NAFS Influencers. Namun, setiap orang yang ada di NAFS berbeda-beda, berjalan apa adanya ketika membuat konten-konten. “Kalau untuk penghasilan relatif, besar kecilnya disyukuri saja,” kata dia didampingi Talent Sopiya.
Dalam perkembangan dunia digital, menurutnya, dunia Influencers ini menjanjikan anak muda milenial, ibu-ibu, bahkan nenek-nenek memiliki kesempatan yang sama menjadi influencers/selegram di dunia influencers.
Tipsnya menjadi influencers yang baik adalah bagaimana mengawali menjadi influencers, pertama bikin konten menarik, jadi diri sendiri, serta punya ciri khas sendiri.
“Kalau bagus lama-lama nanti brand melirik dan mengajak kerjasama. Yang penting tim work, sama halnya dengan kita tergabung di NAFS Influencers ini,” tukasnya.
Dalam kegiatan itu, turut hadir, salah satu Influencers, Desi dari D Management, dan Vioni Uti, Model Hijab yang juga Influencers. (ibl/msb)