IPOL.ID – Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI), Sofyano Zakaria menilai kerugian yang dialami oleh Pertamina lebih disebabkan faktor di luar manajemen. Selain imbas krisis Rusia-Ukraina yang berdampak pada harga minyak dunia, juga karena tidak adanya restu menaikkan harga Pertalite. Jadi, bukan karena ketidakmampuan komisaris dan manejemen.
“Jadi kerugian itu hanya dialami Pertamina di sektor penjualan. Kalau sektor hulu, justru untung. Kerugian itu bukan karena pihak manajemen. Apalagi dihubungkan ke komisaris. Gak masuk akal itu,” kata Sofyano dalam keterangannya, Selasa (24/02/2022).
Menurut Sofyano, kerugian Pertamina lebih disebabkan oleh pemerintah yang tak memberikan restu menaikan harga Pertalite. Padahal nilai keekonomian Pertalite masih jauh diatas harga yang ditetapkan.
Faktor lainnya sambung Sofyano, terjadinya kenaikan harga minyak mentah dunia mencapai USD 130 per barel, dari semula USD 60 per barel, sebagai dampak krisis Rusia-Ukraina. Situasi ini ikut menekan cash flow keuangan Pertamina.